Liputan6.com, Jakarta - Kemacetan yang selalu menghantui kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, sampai saat ini belum juga terselesaikan. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno sempat mengusulkan agar dibangun kereta gantung sebagai cara mengatasi masalah 'abadi' itu.
Salah satu yang didekatinya adalah Arab Saudi. Ia menyampaikan rencana tersebut saat mengajak Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Syekh Essam bin Abed Al-Thafaqi, menikmati keindahan kawasan Puncak, Bogor, di Villa Riung Gunung, pada Selasa, 8 Maret 2022.
Baca Juga
Advertisement
"Oke Yang Mulia Duta Besar, ini adalah pemandangan matahari terbenam di kawasan puncak," ujar Sandiaga Uno seraya menunjukkan lembayung senja di kawasan puncak.
"Kami sedang mengembangkan kereta gantung dan juga transportasi baru yang sangat ramah lingkungan, mungkin kendaraan listrik dan ecotourism destination yang mungkin bisa kita jalin kerja sama dengan Pemerintah Saudi Arabia," sambung dia, dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Rabu (9/3/2022).
Menurut Sandiaga, tawaran itu disambut baik Duta Besar Arab Saudi. Ia menilai bila kesepakatan investasi terwujud, akan sangat menguntungkan bagi kedua belah pihak. Pasalnya, banyak wisatawan asal Timur Tengah yang memilih Puncak sebagai destinasi wisata favorit.
"Ini akan menjadi keuntungan kedua belah pihak, karena masyarakat dari Saudi Arabia bisa berkunjung ke Puncak, dan masyarakat Indonesia berkunjung ke Saudi Arabia untuk umrah," ucap dia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Belasan Jam di Jalan
Masalah macet menahun di kawasan Puncak bahkan sempat membuat kendaraan tertahan di jalan selama 17 jam. Hal itu terjadi saat libur panjang yang bertepatan dengan libur Isra Miraj pada Minggu sore, 27 Februari 2022, hingga Senin dini hari, 28 Februari 2022.
Salah seorang pengguna jalan saat itu bahkan menghabiskan waktu hingga 13 jam untuk sampai ke rumah karena terjebak macet di Jalur Ciawi-Cianjur. "Saya berangkat jam 4 sore dari Cianjur, jam 4 subuh saja baru sampai restoran Bumi Aki, Cipanas," ujar pengguna jalan bernama Muhfid Satriani.
Muhfid hendak pulang ke rumahnya di Cibereum, Cisarua, Kabupaten Bogor. Ia mulai terjebak macet setelah memasuki Pasar Cipanas, Cianjur mengarah Cisarua, Bogor. Kemacetan parah itu membuat kendaraan tidak bisa bergerak.
"Macetnya mengular sampai ke bawah. Pas di Cisarua itu kendaraan terkunci, ga bisa bergerak. Motor aja nggak bisa gerak, apalagi mobil," ujar Yunus, wisatawan lain yang akhirnya batal ke Puncak.
Advertisement
Imbauan Kemenhub
Bukan hanya warga yang frustasi, pemerintah juga demikian. Kementerian Perhubungan bahkan meminta agar warga tidak berwisata ke kawasan Puncak, Bogor, selama periode libur panjang karena masalah kemacetan.
Hal itu disampaikan saat libur Nyepi, beberapa waktu lalu. "Kami mengimbau masyarakat untuk tidak berlibur ke kawasan Puncak agar tidak terjadi kemacetan panjang. Selain itu di kawasan Puncak juga kami berlakukan kebijakan ganjil genap yang dalam pelaksanaannya dibantu oleh Kepolisian," jelas Direktur Jenderal Perhubungan Darat sekaligus Pelaksana Tugas Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Budi Setiyadi, Kamis, 3 Maret 2022.
Kebijakan ganjil genap kerap jadi andalan aparat untuk mengatasi kemacetan di wilayan Puncak, seperti tertuang dalam PM 84 Tahun 2021 Tentang Pengaturan Lalu Lintas di Ruas Jalan Nasional Ciawi-Puncak Nomor 074 dan Ruas Jalan Nasional Puncak-Batas Kota Cianjur Nomor 075.
Selain ganjil genap, opsi lain untuk mengatur lalu lintas adalah contra flow dan buka tutup jalur. Namun, semua hanya solusi sementara yang belum terbukti mampu mengatasi masalah kemacetan.
Solusi Permanen
Karena itu, Menparekraf Sandiaga Uno mengingatkan bahwa kemacetan di Puncak Bogor memerlukan solusi permanen. Penggunaan kereta gantung jadi opsi yang diusulkan karena termasuk ramah lingkungan.
"Kita harus punya solusi permanen, kereta gantung itu menjadi salah satu opsi. Ini sudah dikembangkan bagaimana cable cars, selain ramah lingkungan juga mempunyai sensasi yang berbeda," ujarnya saat Weekly Press Briefing, Selasa, 1 Maret 2022.
Menurut Sandi, sejumlah destinasi pegunungan di luar negeri juga ada cable car sebagai transportasi alternatif. Ia juga menginstruksikan kepada stafnya, Hengky Manurung, yang merupakan ahli manajemen krisis, untuk mengembangkan penggunaan kereta gantung Puncak Bogor.
Sandi mengatakan, kemacetan sudah terjadi sejak ia pergi ke Puncak, Bogor, yang merupakan kegiatannya setiap seminggu saat masih SMP, SMA, dan kuliah. Saat sudah menikah dengan Nur Asia, ia juga sering ke kawasan Puncak karena keluarga istrinya mempunyai tempat peristirahatan di sana.
"Saat long weekend, terutama pada 27 dan 28 Februari, kemacetan menjadi cerita yang berulang-ulang dan belum ada solusinya. Jika libur panjang, pilihan utama masyarakat selalu ke Puncak," ungkap Sandiaga.
Advertisement