Kasus Kematian Akibat COVID-19 di Dunia Tembus 6 Juta Jiwa

Selama 2 tahun berlangsung, pandemi COVID-19 telah menyebabkan jutaan jiwa melayang di seluruh dunia.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Mar 2022, 17:42 WIB
Proses pemakaman pasien Covid-19 isolasi mandiri di TPU Pondok Kelapa, Jakarta, Selasa (13/7/2021). Para pasien isolasi mandiri ini meninggal karena berbagai alasan, mulai dari terlambat mendapatkan pertolongan, rumah sakit penuh hingga tidak terpantau dengan baik. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Selama 2 tahun berlangsung, pandemi COVID-19 telah menyebabkan jutaan jiwa melayang. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hingga Selasa 8 Maret 2022, angka kematian yang disebabkan COVID-19 di seluruh dunia telah mencapai 6.004.421 jiwa.

Secara global, sampai dengan Selasa pukul 16.31 CET (22.31 WIB), tercatat 446.511.318 kasus terkonfirmasi COVID-19, termasuk 6.004.421 kematian, yang dilaporkan ke WHO, seperti dilansir Xinhua, Rabu (9/3/2022).

Amerika Serikat (AS) memiliki angka kumulatif tertinggi baik dalam hal jumlah kasus terkonfirmasi maupun kematian, dengan lebih dari 78 juta kasus terkonfirmasi dan 951.348 kematian, masing-masing menyumbang 17,6 persen dan 15,8 persen dari total global.

AS disusul oleh India dan Brasil, yang masing-masing mencatatkan kasus terkonfirmasi melampaui 42 juta dan 29 juta, serta 515.210 dan 652.143 kematian.

Menurut kantor regional WHO, kawasan Amerika dan Eropa sejauh ini masing-masing melaporkan lebih dari 148 juta dan 183 juta kasus terkonfirmasi. Angka kematian COVID-19 di kedua kawasan tersebut masing-masing berada di angka 2.649.627 dan 1.891.911 orang. 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Tingkat Kematian COVID-19 Terburuk di Hong Kong

Petugas medis mengobrol di antara kontainer berpendingin untuk menampung jenazah Covid-19 di Rumah Sakit Umum Fu Shan di Hong Kong (6/3/2022). Penyebaran varian Omicron membuat tingkat kematian pasien Covid-19 di Hong Kong menjadi salah satu yang tertinggi di dunia. (AFP/Peter Parks)

Menurut para ahli kesehatan, Hong Kong memegang catatan laju kematian akibat COVID-19 terburuk di dunia. Hal itu terjadi meskipun gelombang terburuk Virus Corona di wilayah tersebut telah mencapai puncaknya. 

Perebakan luas varian Omicron dengan skala yang belum pernah terjadi sebelumnya, membuat jumlah kasus baru di Hong Kong melesat dan memaksa pihak berwenang mengambil langkah tegas dan mewajibkan tes COVID-19.

"Tetapi kini kasus mulai turun," kata para ahli seperti dikutip dari VOA Indonesia, Senin (9/3/2022).

Gabriel Leung, Dekan Sekolah Kedokteran di University of Hong Kong, mengutip sebuah studi yang diperbarui oleh universitas yang mengatakan jumlah kasus Virus Corona COVID-19 sudah mencapai puncaknya minggu lalu.

"Gelombang kelima sudah mencapai puncaknya pada 4 Maret. Jumlah infeksi harian akan turun dari seribu pada akhir April dan di bawah 100 pada pertengahan Mei," demikian bunyi sebagian cuitan Leung.

Tingkat kematian akibat COVID-19 di Hong Kong per satu juta orang menjadi yang terburuk di dunia. Berdasarkan data dari publikasi kesehatan Our World in Data, Hong Kong memiliki tingkat 29,18 kematian baru per satu juta orang dalam kurun waktu satu minggu hingga Senin (7/3) lalu.

Sebanyak 91 persen dari jumlah kematian total yang mencapai 2,578 terjadi dalam tiga bulan terakhir, di mana banyak korban yang meninggal adalah para lansia. Hong Kong sendiri mencatat 160 kematian baru pada Selasa (8/3). 


Infografis Gejala Covid-19 Omicron dan Cara Penanganan

Infografis Gejala Covid-19 Omicron dan Cara Penanganan (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya