Liputan6.com, Jakarta Pemerintah memastikan saat ini sudah ada perbedaan signifikan antara harga CPO domestik dan internasional. Dalam catatan Kementerian Perdagangan per Maret 2022, harga CPO di Malaysia tercatat sudah mencapai Rp 22.234 per liter.
Di Dumai rata-rata CPO dijual seharga Rp 17.701 per kilogram. Sedangkan di Indonesia untuk minyak goreng kemasan Rp 16.555 per liter dan minyak goreng curah Rp 15.525 per liter.
Advertisement
"Sudah terjadi perbedaan yang signifikan antara (harga CPO) internasional dan domestik," kata Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi dalam konferensi pers, Jakarta, Rabu (9/3/2022).
Perbedaan tersebut terjadi setelah pemerintah menerapkan kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) CPO lewat Permendag Nomor 8 Tahun 2022. Kebijakan yang diterapkan sejak bulan Februari lalu ini bisa memisahkan antara harga internasional dan domestik dan membuat persediaan CPO dalam negeri lebih stabil.
"Saya pastikan program DMO ini untuk memisahkan harga internasional dan domestik," kata dia.
Bahkan pemerintah berencana meningkatkan DMO eksportir naik menjadi 30 persen per 10 Maret 2022. Kebijakan DMO CPO ini akan diterapkan dalam jangka panjang. Namun akan dievaluasi setelah 6 bulan diterapkan.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
DMO Naik jadi 30 Persen
Kenaikan persentase dari 20 persen ini bertujuan untuk memastikan persediaan CPO dalam negeri tetap ada. Sehingga harga minyak goreng dan ketersediaannya tetap stabil.
"Sehingga bahan baku selalu terjamin ketersediaannya," kata Lutfi.
Namun, dia tidak menutup mata dari potensi kerancuan yang disebabkan kebijakan ini. Salah satunya potensi bahan baku minyak goreng pemerintah masuk ke industri dengan harga internasional.
Sehingga kebocoran pasokan dalam negeri tak bisa terhindarkan. Tak hanya itu, ada juga potensi penyelundupan atau ekspor tanpa izin yang membuat pelakunya meraup untung yang besar.
"Ini membuat kebocoran dan tindakan melawan hukum," katanya.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Advertisement