Warga saat menyapu debu batu bara yang mengotori depan rumahnya di Rusunawa Marunda, Jakarta Utara, Rabu (9/3/2022). Menurut warga rusun, pencemaran debu batu bara sudah berlangsung sejak 2019. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Potret anak berinisial R (9) dengan kondisi mata sebelah kanan yang telah diganti di Rusunawa Marunda, Jakarta Utara, Rabu (9/3/2022). Pencemaran debu batu bara mengakibatkan sejumlah penghuni mengalami sesak nafas, gatal-gatal. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Anak-anak saat bermain di Rusunawa Marunda, Jakarta Utara, Rabu (9/3/2022). Pencemaran debu batu bara juga membuat seorang anak berinisial R (9) kehilangan mata sebelah kanan yang diduga akibat kelilipan polusi tersebut. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Warga memasang jaring sebagai antisipasi mengurangi pencemaran debu batu bara di Rusunawa Marunda, Jakarta Utara, Rabu (9/3/2022). Saat ini Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta tengah menyelidiki sumber polusi debu batu bara yang diduga dari industri setempat. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Kucing tertidur di dekat lantai yang tercemar debu batu bara di Rusunawa Marunda, Jakarta Utara, Rabu (9/3/2022). Menurut warga rusun, pencemaran debu batu bara sudah berlangsung sejak 2019. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Warga menunjukkan debu batu bara yang mencemari Rusunawa Marunda, Jakarta Utara, Rabu (9/3/2022). Pencemaran debu batu bara mengakibatkan sejumlah penghuni mengalami sesak nafas, gatal-gatal. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Kondisi telapak kaki anak-anak setelah menginjak debu batu bara yang mencemari Rusunawa Marunda, Jakarta Utara, Rabu (9/3/2022). Pencemaran debu batu bara juga membuat seorang anak berinisial R (9) kehilangan mata sebelah kanan yang diduga akibat kelilipan polusi. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)