Liputan6.com, Jakarta - Pandemi COVID-19 telah membuat perempuan dan anak perempuan merupakan kelompok paling terkena dampak kesehatan, ekonomi, dan kemanusiaan. Menurut beberapa penelitian, pandemi bahkan menimbulkan kemunduran terhadap kemajuan hak-hak perempuan yang telah dicapai selama puluhan tahun.
Maka dari itu peran perempuan sangat penting untuk menciptakan respons yang komprehensif, dan inklusif terhadap pandemi. Perempuan telah menjadi agen perubahan, seiring dengan upaya untuk menciptakan kondisi new normal di era pasca pandemi.
Advertisement
Upaya tersebut tidak hanya melibatkan tokoh pemerintah dan politik, tetapi juga pemimpin perempuan di LSM, organisasi internasional, kelompok masyarakat sipil, akademisi, dan media.
Mengutip situs Kemlu RI, Kamis (10/3/2022), dalam kerangka inilah Menlu Retno Marsudi, dan Menlu dan Menteri untuk Perempuan Australia, Senator the Hon Marise Payne, berinisiatif menyelenggarakan Southeast Asia Dialogue of Women Leaders pada 18 Maret 2022.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bakal Dihadiri 30 Lebih Pemimpin dan Tokoh Terkemuka Perempuan dari Asia Tenggara dan Australia
Pertemuan virtual ini akan dihadiri oleh lebih dari 30 pemimpin dan tokoh terkemuka perempuan dari Asia Tenggara dan Australia yang berasal dari latar belakang profesional, budaya, dan akademis yang beragam.
Dialog akan membahas dampak pandemi terhadap perempuan dan anak perempuan, serta mendiskusikan usulan ide kerja sama untuk para pembuat kebijakan di kawasan. Dialog juga akan membahas tantangan bersama dan solusi dalam memajukan peran penting perempuan dalam pemulihan COVID-19.
Menlu Retno yakin bahwa “Dialog akan berkontribusi pada promosi berkelanjutan atas kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dan anak perempuan di Asia Tenggara dan Australia." Hasil Dialoguediharapkan dapat melengkapi dan memperkuat upaya serupa yang sedang dilakukan di forum-forum regional dan internasional lainnya, seperti PBB, G20, dan ASEAN.
Advertisement