Miliarder Indonesia Prajogo Pangestu Akuisisi Star Energy Rp 6,2 Triliun

Perusahaan swasta yang dikendalikan miliarder Indonesia Prajogo Pangestu, telah membeli 33,33 persen saham Star Energy.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 10 Mar 2022, 12:33 WIB
Prajogo Pangestu. (Foto: Liputan6.com/Achmad Dwi)

Liputan6.com, Jakarta - Green Era, sebuah perusahaan swasta yang dikendalikan oleh miliarder Indonesia Prajogo Pangestu, telah membeli 33,33 persen saham Star Energy Group Holding Pte Ltd dari BCPG Thailand.

Dikutip dari Forbes, Kamis (10/3/2022) pembelian saham ini menjadikan total nilai akuisisinya sebesar USD 440 juta atau setara Rp 6,2 triliun (kurs Rp 14.300).

Sebelumnya, PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) yang juga dimiliki Prajogo Pangestu telah memiliki 66,6 persen saham Star Energy.

Dengan demikian, akuisisi terbaru oleh perusahaan yang berbasis di Singapura itu membuat Grup Barito mengendalikan seluruh saham Star Energy.

"akuisisi ini merupakan tonggak utama untuk secara efektif meluncurkan rencana pertumbuhan dan investasi Green Era ke depannya," kata Managing Director Green Era Nancy Pangestu.


Sekilas Tentang Proyek PLTP Star Energy di Jawa Barat

PT Pertamina Gothermal Energy (PGE) menambah satu Wilayah Kerja (WK) Geothermal dalam rangka meningkatkan kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) sehingga saat ini PGE mengoperasikan 15 WK. Dok Pertamina

Tiga proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Star Energy, yaitu PLTP Wayang Windu, PLTP Salak, dan PLTP Darajat semuanya berada di Provinsi Jawa Barat.

Pada tahun 2019, perusahaan tersebut mengatakan akan menginvestasikan dana sebesar USD 2,5 miliar untuk meningkatkan kapasitas panas bumi menjadi 1.200 Megawatt pada 2028.

Menurut Dewan Energi Nasional Indonesia pada bulan Februari, Indonesia memiliki potensi panas bumi hingga 23,7 Gigawatt atau 40 persen dari kapasitas dunia.

Namun, saat ini, Indonesia baru memanfaatkan 4,5 persen dari potensinya.

Penelitian yang diterbitkan oleh EY pada April 2021 menyebutkan ada hingga 800 proyek energi bersih yang sedang dalam proses di delapan negara Asia, di antaranya adalah Indonesia, Jepang, Malaysia, Filipina, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, dan Vietnam.

EY memperkirakan total biaya investasi untuk semua proyek tersebut sebesar USD 316 miliar.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya