Miliarder Prajogo Pangestu Akuisisi Star Energy Rp 6,2 T, Ternyata Punya Harta Segini

Langkah miliarder Indonesia Prajogo Pangestu akuisisi Star Energy menuai perhatian publik.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 10 Mar 2022, 13:10 WIB
Ilustrasi miliarder (iStock)

Liputan6.com, Jakarta - Miliarder Indonesia yang mengendalikan Green Era Pte Ltd, Prajogo Pangestu, menarik perhatian publik. Ini terkait Prajogo Pangestu akuisisi Star Energy Group Holding Pte Ltd dari BCPG Thailand senilai USD 440 juta atau setara Rp 6,2 triliun (kurs Rp 14.300).

Miliarder ini membeli 33,33 persen saham Star Energy. PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) yang juga dimiliki Prajogo Pangestu sebelumnya  telah memiliki 66,6 persen saham Star Energy.

Akuisisi terbaru oleh Green Era ini membuat Grup Barito mengendalikan seluruh saham Star Energy. "Akuisisi ini merupakan tonggak utama untuk secara efektif meluncurkan rencana pertumbuhan dan investasi Green Era ke depannya," kata Managing Director Green Era Nancy Pangestu, dikutip dari Forbes, Kamis (10/3/2022).

Forbes mencatat, Prajogo Pangestu kini mengantongi kekayaan bersih sebesar USD 5,5 miliar atau setara Rp 78,7 triliun.

Prajogo Pangestu memulai bisnisnya pada akhir 1970-an di industri kayu. Perusahaannya, yaitu Barito Pacific Timber mulai muncul di publik pada tahun 1993 dan berganti nama menjadi Barito Pacific setelah mengurangi bisnis kayunya pada tahun 2007.

Tahun lalu, Prajogo Pangestu menduduki urutan kelima dalam daftar Indonesia's 50 Richest 2021 versi Forbes dan urutan 404 deretan miliarder terkaya.


Sekilas Mengenai Barito Pacific Milik Prajogo Pangestu

Prajogo Pangestu. (Foto: Liputan6.com/Achmad Dwi)

Pada tahun 2007, Barito Pacific mengakuisisi 70 persen saham perusahaan petrokimia Chandra Asri, yang juga diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.

Kemudian pada tahun 2011, Chandra Asri bergabung dengan Tri Polyta Indonesia dan menjadi produsen petrokimia terintegrasi terbesar di Tanah Air.

Thaioil mengakuisisi 15 persen saham Chandra Asri pada Juli 2021. Mereka akan mulai mengembangkan situs petrokimia kedua pada 2022.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya