Monyet di Kebun Binatang China Dipaksa Pakai Makeup demi Jualan Laku

Aksi berjualan makeup dengan memanfaatkan monyet itu seketika menuai kritik publik.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 10 Mar 2022, 11:23 WIB
Ilustrasi mimpi, monyet. (Photo by Jamie Haughton on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah kebun binatang swasta di Taizhou, Jiangsu, tenggara China, jadi bulan-bulanan warganet. Pasalnya, beberapa karyawan mereka memanfaatkan monyet untuk berjualan makeup.

Aksi tidak terpuji itu ketahuan setelah mereka mencoba menjual kosmetik lewat layanan live streaming. Monyet-monyet itu juga dipaksa mencoba makeup yang ditawarkan.

Dikutip dari South China Morning Post, Kamis (10/3/2022), pengguna internet melaporkan tindakan eksploitasi hewan itu ke otoritas manajemen informasi online setempat, demikian dilaporkan portal berita The Paper. Beberapa video menunjukkan petugas kebun binatang perempuan mengaplikasikan makeup di sekitar mata monyet.

"Saya paham bahwa produser video itu ingin menarik fans dengan memberi monyet-monyet itu perawatan spesial, tapi itu tidak sejakan dengan nilai kami. Mereka semestinya tidak hanya fokus untuk menarik penonton tanpa mempertimbangkan dampak sosialnya," kata salah seorang pembocor rahasia.

Otoritas setempat akhirnya memerintahkan pihak kebun binatang untuk menghapus video itu di internet. Mereka juga dilarang untuk menggunakan monyet demi kepentingan live streaming.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Topeng Monyet

Ilustrasi Monyet/https://unsplash.com/Parker Hilton

Aksi eksploitasi satwa, khususnya monyet, tidak hanya terjadi di China, tetapi juga di dalam negeri. Yang paling populer adalah dengan menggunakanya untuk pertunjukan keliling, yakni topeng monyet.

Para monyet yang beraksi sebagai artis topeng monyet melalui pelatihan keras yang seringkali tidak berperikehewanan. Mereka dipukuli hingga tidak diberikan makanan yang layak agar bisa mengikuti perintah pemilik topeng monyet.

Sejumlah aktivis hewan sejak lama menyuarakan pelarangan topeng monyet, termasuk Panji Petualang. Dia sampai menyita monyet milik pengamen keliling, pada Agustus 2021.


Pangkal Kejadian

Seekor monyet melakukan unjuk kebolehan saat atraksi topeng monyet di Jalan Abdul Rachman Saleh, Jakarta, Sabtu (31/3). Meski pertunjukan ini dikritik pecinta hewan, namun atraksi topeng monyet masih dijumpai di pinggir jalan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Panji Petualang menjelaskan monyet tersebut diseret dengan kasar oleh si pengamen hingga terjatuh dan menjerit keras. Ia menyebut aksi pengamen itu benar-benar keterlaluan.

"Bukan lg soal ngamen di ppkm gk pake masker,bukan lagi soal fanatik gk demen liat orang nyari nafkah manfaatin satwa, tp kalo udah berlebihan dan keterlaluan, Percayalah sampe mati gw bela tu hewan!" tulis Panji Petualang di akun media sosialnya.


Hewan Uji Coba

Save Ralph, tokoh kelinci penguji di laboratorium toksikologi. (dok. Humane Society International)

Hewan juga kerap digunakan sebagai hewan uji produk kosmetik. Sejauh ini baru 40 negara yang melarang praktik tersebut karena mengakibatkan ribuan hewan menderita dan mati.

Untuk mengampanyekan pelarangan praktik uji coba terhadap hewan, sejumlah produser dan bintang film Hollywood bersama Humane Society International (HSI) memproduksi film animasi pendek stop-motion Save Ralph sebagai bagian dari kampanye berjudul sama. Tujuannya adalah mengakhiri uji coba kosmetik pada hewan di seluruh dunia.

Tokoh utama Save Ralph adalah seekor kelinci bernama Ralph yang berprofesi sebagai penguji di laboratorium toksikologi. Dalam film itu, karakter Ralph diwawancarai tentang kesehariannya menjalani profesi tersebut. Taika Waititi didapuk jadi pengisi suara tokoh utama. Selain dia, ada aktor lain yang bergabung, seperti Ricky Gervais, Zac Efron, Olivia Munn, Pom Klementieff, dan Tricia Helfer.

Sementara, penulis sekaligus sutradara Spencer Susser yang pernah mengarahkan The Greatest Showman dan produser Jeff Vespa (Voices of Parkland) bekerja sama dengan studio Arch Model, pembuat boneka ternama Andy Gent untuk membuat Ralph menjadi nyata.

Jeffrey Flocken, Presiden Humane Society International, mengatakan bahwa produsen sebenarnya memiliki banyak pilihan metode bebas uji coba produk terhadap hewan. Dengan begitu, sambung dia, tidak ada alasan untuk membuat hewan seperti Ralph menderita dalam uji coba kosmetik. 


Imbauan Penyembelihan Hewan Kurban

Infografis Imbauan Penyembelihan Hewan Kurban Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya