BRIN Kukuhkan 4 Perempuan Indonesia sebagai Profesor Riset, Gelar Tertinggi bagi Periset

Profesor Riset merupakan gelar tertinggi dalam karir seorang periset.

oleh Diviya Agatha diperbarui 10 Mar 2022, 15:00 WIB
ilustrasi perempuan ahli fisika/copyright unsplash.com/Lars Kienle

Liputan6.com, Jakarta - Kemarin, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) secara resmi mengukuhkan empat perempuan Indonesia sebagai Profesor Riset, sebuah gelar tertinggi dalam karir seorang periset.

Keempatnya adalah Prof Dr Ratih Dewanti untuk Bidang Teknologi Penginderaan Jauh, Prof Dr Ganewati Wuryandari untuk Bidang Hubungan Internasional, Prof Dr Widjajanti untuk Bidang Sosiologi Gender, dan Prof Dr Rike Yudianti untuk Bidang Teknik Material.

"Gelar Profesor Riset adalah gelar tertinggi yang dicapai seseorang dalam karirnya sebagai periset," ujar Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko melalui keterangan pers ditulis Kamis, (10/3/2022).

"Gelar ini tidak hanya merupakan gelar yang diberikan secara melekat, namun yang lebih daripada itu, gelar ini memberikan beban tambahan yang tidak ringan kepada yang telah dikukuhkan,” tambahnya.

Menurut Handoko, Profesor Riset memiliki tanggung jawab yang besar untuk menjadi penghela terdepan kelompok-kelompok risetnya.

Berdirinya BRIN sebagai lembaga riset pun merupakan bagian dari pencapaian perubahan besar dalam kelembagaan riset di Indonesia. SDM yang ada di BRIN juga berasal dari berbagai macam entitas yang berbeda.

"Saya yakin dengan adanya SDM dan talenta yang kita miliki, termasuk empat Profesor Riset yang baru dikukuhkan, kita dapat melakukan percepatan untuk mewujudkannya dalam waktu yang tidak terlalu lama,” kata Handoko.


Fokus pada riset dan inovasi

Dalam kesempatan tersebut, Handoko mengingatkan kembali tugas terpenting dari berdirinya BRIN adalah untuk melakukan aktivitas riset, yang mana untuk memajukan riset dan inovasi di Indonesia.

Pengukuhan empat Profesor Riset tersebut juga menjadi tanda kesinambungan kaderisasi peneliti di BRIN untuk menghasilkan karya penelitian yang berkualitas internasional.

"Semoga hal ini bisa menjadikan semangat bagi para peneliti lainnya, agar kaderisasi kompetensi tetap terjaga dan berkesinambungan," ujar Handoko.

Menurutnya, kaderisasi tetap penting untuk terus menghasilkan hasil penelitian yang berkualitas untuk terus dikembangkan guna mendukung sustainability pembangunan.

Termasuk di masa pandemi COVID-19 seperti saat ini, BRIN juga berharap agar selalu memiliki terobosan atau inovasi baru untuk membantu Indonesia melalui hasil-hasil riset yang dapat berkontribusi bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa.


Infografis

Infografis Amankah Vaksinasi Covid-19 untuk Anak Usia 6-11 Tahun? (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya