Liputan6.com, Jakarta - Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Denny JA, merilis hasil survei mengenai Komposisi Pro-Kontra Penundaan Pemilu 2024. Hasilnya menyebutkan, amayoritas publik menentang baik isu pemilu ditunda ataupun presiden tiga periode.
Peneliti LSI Ardien Sopa menyampaikan angka rata-rata nasional, mereka yang menolak pemilu ditunda sebesar 68.5 %.
Advertisement
“Artinya bahwa dua wacana yaitu penundaan pemilu 2024 dan presiden tiga periode mendapatkan resistensi cukup keras dari publik. Resonansi penolakan kedua wacana tersebut merata di hampir semua segmen pemilih,” kata Ardien dalam rilis daring, Kamis (10/3/2022).
Bahkan, kata Ardien, publik menduga usulan penundaan tersebut berasal dari dalam istana sendiri. “Gagasan penundaan pemilu dan presiden tiga periode dicurigai publik berasal dari satu faksi dalam istana sendiri tetapi ditentang oleh faksi lain yang lebih besar juga dari istana,” kata dia.
Ardien mengingatkan, kuatnya resistensi publik terhadap gagasan penundaan pemilu dan presiden tiga periode, harus menjadi warning bagi para pendukung atau parpol kedua gagasan tersebut.
“Pada akhirnya publik akan memberi punishment pada mereka yang mengabaikan suara publik, dan sebaliknya memberikan reward kepada mereka yang mengindahkan suara publik,” kata dia.
Jokowi Perlu Ikuti Ketegasan PDIP
Selain itu, sebagai rekomendasi, LSI menilai Presiden Jokowi perlu mengikuti ketegasan PDIP menolak usulan itu.
“Jokowi perlu mengikuti ketegasan partainya sendiri. PDIP secara keras dan tegas menolak penundaan pemilu dan presiden tiga periode,” pungkas dia.
Adapun survei dilakukan dengan multistage random sampling dengan jumlah responden 1200 responden.Sementara Teknik pengumpulan data adalah wawancara tatap muka menggunakan kuesioner. Untuk Margin of error sebesar 2,9 %. Riset dilakukan pada 23 Februari – 3 Maret 2022.
Advertisement