Liputan6.com, Jakarta - Google akan memperingatkan pengguna perangkat Android di Ukraina sebelum terjadinya serangan udara yang dilakukan Rusia. Fitur ini hadir untuk menolong masyarakat Ukraina di tengah invasi yang dilancarkan Rusia sejak beberapa minggu lalu.
"Tragisnya, jutaan orang di Ukraina sekarang mengandalkan peringatan serangan udara agar bisa menyelamatkan diri," tulis Google dalam blog-nya seperti dikutip dari The Verge, Jumat (11/3/2022).
Advertisement
Nantinya, peringatan untuk perangkat Android ini akan didasarkan pada informasi yang dikirimkan pemerintah Ukraina. Menurut VP Engineering Android, Dave Burke, notifikasi ini akan mengadaptasi sistem peringatan untuk gempa bumi.
Fitur peringatan ini akan diluncurkan secara bertahap untuk seluruh penggguna perangkat Android di Ukraina mulai hari ini hingga beberapa hari mendatang. Selain itu, Google sendiri diketahui telah meluncurkan sejumlah fitur untuk membantu melindungi warga Ukraina dari serangan Rusia.
Sebelumnya, Google telah menonaktifkan fitur Google Maps yang berisi informasi mengenai kondisi lalu lintas lokal atau seberapa sibuk suatu tempat di Ukraina, sehingga tidak bisa dilihat oleh pihak lain.
Google menyatakan, perubahan ini bersifat global, sehingga tidak ada seorang pun di dunia yang bisa melihat data lalu lintas di Ukraina. Langkah ini disebut dapat mempersulit siapa pun yang mencoba melacak pergerakan pasukan dan warga sipil di negara tersebut.
Seperti diketahui, Google Maps memanfaatkan jaringan smartphone untuk menyediakan informasi real-time bagi pengguna. Misalnya, pengguna jalan dapat membantu Google mengetahui di mana lalu lintas padat berada.
Teknologi itu dapat memberikan informasi kepada pengguna untuk merutekan ulang perjalanan mereka. Google pun bisa sering merinci seberapa sibuk suatu perusahaan atau sebuah jaringan berjalan.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Google Maps Bisa Dimanfaatkan Rusia
Pada hari-hari awal invasi, The Washington Post mengungkapkan bagaimana para peneliti menggunakan data tersebut untuk melacak pergerakan.
Pemblokiran dan penundaan jalan menandakan adanya eksodus dan potensi pergerakan pasukan. Tetapi beberapa orang khawatir Google Maps dapat digunakan untuk keuntungan Rusia, memberikan perincian tentang seberapa sibuknya daerah-daerah tertentu.
Google mengatakan kepada Reuters bahwa mereka telah berkonsultasi dengan sejumlah sumber, termasuk 'otoritas regional', sebelum membuat keputusan.
Ukraina telah melakukan perlawanan sengit terhadap invasi Rusia. Ibu kota Kyiv masih bertahan meskipun pasukan berat Rusia berupaya untuk menerobos.
Pengguna internet telah didesak untuk tidak mengungkapkan pergerakan pasukan Ukraina di media sosial.
Advertisement
Sikap Perusahaan Teknologi
Sementara itu, sejumlah perusahaan teknologi telah menindak Rusia dalam beberapa hari terakhir. Facebook, Google, dan Twitter telah membatasi semua iklan di Rusia atas invasi Ukraina.
YouTube hingga saat ini memblokir beberapa kanal media pemerintah Rusia untuk mengambil keuntungan dari iklan. Google juga mengumumkan bahwa mereka akan "menjeda" Layanan Iklan Google untuk media pemerintah Rusia.
Perusahaan induk Facebook, Meta, baru-baru ini mengungkapkan bahwa mereka telah menemukan jaringan peretas yang menargetkan warga Ukraina.
Meta kemudian menutup belasan akun Facebook palsu yang dibuat sebagai bagian dari kampanye Rusia.
(Dam/Ysl)