Bupati Jember Sidak Stok Pupuk Bersubsidi, Hasilnya Mengejutkan

Hendy menegaskan, untuk pupuk bersubsidi memang dijatah dari pusat hanya 50 persen dari kebutuhan.

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 11 Mar 2022, 21:17 WIB
Bupati Jember Hendy Siswanto (Kiri) bersama forkopimda setempat sidak ketersediaan pupuk bersubsidi. (Istimewa).

Liputan6.com, Jember - Bupati Jember Hendy Siswanto sidak ketersediaan pupuk bersubsidi maupun non subsidi, untuk memastikan proses penyaluran pupuk kepada para petani.

Hasilnya, Hendy menemukan fakta bahwa ada perilaku yang menyimpang dimana petani mengambil jatah pupuk bersubsidi setahun dalam satu kali masa tanam.

"Jatah yang seharusnya untuk setahun, itu diambil sekaligus pada masa sekali masa tanam sehingga untuk masa tanam kedua, ketiga dan keempat ini akan bermasalah,” ungkap Hendy Siswanto Jumat (11/3/2022).

Dia berharap perilaku demikian untuk disetop.

"Itu tidak baik, saya harap ke depan tidak terjadi lagi seperti ini,” pintanya.

Hendy menegaskan, untuk pupuk bersubsidi memang dijatah dari pusat hanya 50 persen dari kebutuhan.

Dari sidak ini pula ditemukan, petani mencampur pupuk bersubsidi dengan pupuk nonsubsidi organik sehingga mempunyai dampak pada penurunan hasil panen.

 


Tak Punya Data

“Justru gudang penyangga itu tidak punya datanya petani, mereka mengaku melayani sesuai permintaan distributor. Nah kalau distributornya tidak jujur bagaimana. Seharusnya punya data kebutuhan petani langsung,” pungkasnya.

Sampai 15 Februari 2022 total realisasi pupuk subsidi urea mencapai 12.879 ton, stok gudang penyangga 2.072 ton. ZA 1.068 ton, stok gudang 3.384 ton. Sp 36 80 ton, stok gudang 736 ton. Phonska5.734 ton, stok gudang 1.583 ton. Petroganik 1.893 ton, stok gudang 63 ton. Phonska OCA 1. 620 liter, stok gudang 2.592 liter.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya