Liputan6.com, Jakarta Menjelang musim panen raya pada Maret, April dan Mei, Perum Bulog akan menyerap gabah dari petani hingga 1,2 juta ton.
Sejumlah mesin penggiling padi atau rice milling plant (RMP) sudah disiapkan di sejumlah tempat untuk mengolah gabah menjadi beras dengan kualitas yang baik.
Advertisement
"Kita akan menyerap dalam waktu dekat, target kita ada 1,2 juta ton produksi petani dalam negeri," kata Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso di Gudang Bulog Jakarta-Banten, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (11/3/2022).
Bulog, kata Budi Waseso akan membeli gabah dari petani langsung. Sehingga petani tidak perlu menjual dalam bentuk gabah kering giling.
Alasannya, saat ini Bulog telah memiliki mesin khusus yakni rice to rice (RTR) yang bisa mengolah gabah menjadi lebih berkualitas. Sehingga beras yang dihasilkan bisa menjadi beras premium.
"Tanggung jawab Bulog dengan kita membangun infrastruktur adalah mengerikan itu sehingga gabah siap kering giling, bilamana belum digunakan maka gabah itu akan kita simpan di dalam selo (gudang penampungan beras)," tuturnya.
10 Tempat
Buwas mengatakan saat ini ada 10 tempat yang telah dibangun. Masing-masing selo bisa menampung hingga 6.000 ton gabah.
"Jadi kalau 6.000 ton (setiap selo), kita sangat cukup untuk menampung dan menyerap produksi pertanian kita," kata dia.
Bulog Produksi Beras Premium dengan Harga Terjangkau
Meskipun beras yang dihasilkan Bulog merupakan beras berkualitas, namun Buwas memastikan harganya akan tetap terjangkau. Sebab produksinya dibuat sendiri dengan cost yang rendah.
Dengan skema ini diharapkan pemerintah bisa memberikan produk pangan yang berkualitas dan terjangkau.
"Kita membuat sendiri dengan cost yang rendah, maka harganya juga murah," kata dia.
Dia menambahkan saat ini stok beras Bulog sudah lebih dari 800 ribu ton. Adanya panen raya dalam waktu dekat akan semakin meyakinkan stok beras dalam negeri cukup dan berlimpah.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Advertisement