Liputan6.com, Jakarta - Perkembangan konten digital semakin bergerak cepat. Kini tak sedikit yang mengumpulkan cuan bermodalkan website yang memuat konten-konten menarik. Namun, hal itu dihadapkan lagi dengan sulitnya publisher memaksimalkan viewers dan engagement guna mendapatkan laba yang lebih tinggi.
Head of Publisher Development MGID Indonesia & Malaysia Moch Rifki menilai, mereka sadar untuk meraih lebih banyak viewer dan keuntungan, butuh review yang utuh dari berbagai macam solusi monetisasi saat ini.
"Hanya memfokuskan diri pada satu aspek dari viewers engagement tanpa memperhitungkan aspek-aspek lainnya bukanlah sebuah solusi tepat, dan hanya akan membuat viewers berkurang dan overhead meningkat," katanya dalam keterangan yang diterima, Jumat (11/3/2022).
Rifki memandang guna meningkatkan hal itu perlu dilakukan di semua sisi. Misalnya, baik dari kualitas konten, juga dengan kualitas iklan. Pada bagian iklan, ini perlu menggaet perusahaan yang mumpuni pula.
Ia menilai mengorbankan kualitas demi kuantitas bukanlah jalan menuju sukses, dan kebanyakan publisher digital mengetahuinya.
“Bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan teknologi dan jaringan-jaringan iklan seperti MGID sangat bermanfaat bagi para publisher, melihat betapa sangat pentingnya mendapatkan akses ke teknologi dalam mengoptimalkan bisnis mereka," katanya.
"Mereka menyediakan para pengiklan dengan keamanan dan perlindungan dengan menghubungkannya ke para publisher terpercaya dan menemukan inventaris dengan konteks yang sesuai dengan iklan,” jelas imbuh dia.
Kendati demikian, artinya publisher perlu juga memenuhi kualitas dari konten yang dimuat. Dengan begitu, akan membawa keuntungan bagi berbagai pihak.
“Berarti bahwa para publisher harus memenuhi janji mereka dengan menyediakan inventaris berkualitas bagi para pengiklan. Yang kami maksud dengan inventaris berkualitas adalah kualitas dari konten yang dibuat oleh para publisher di website mereka,” tambah Rifki.
Baca Juga
Advertisement
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Brand Safety
Lebih lanjut, Rifky menjelaskan aspek terpenting dari kualitas inventaris adalah brand safety. Para pengiklan tidak ingin iklan mereka diasosiasikan dengan konten berkualitas rendah yang menurunkan brand safety.
Kemudian Memastikan setiap konten yang diterbitkan bersahabat dengan iklan dan brand, misalnya, mendapatkan peringkat keamanan tinggi, adalah sepenuhnya tugas para publisher.
"Peringkat keamanan tinggi adalah hasil langsung dari usaha-usaha optimalisasi keamanan MGID. Peringkat ini mengindikasikan benda dan kampanye iklan mana yang aman dan dapat diterima di berbagai macam jaringan publisher, secara efektif meyakinkan para pengiklan bahwa iklan-iklan mereka dapat ditempatkan di website-website premium," terangnya.
Melalui kampanye itu, kata dia, akan lebih mudah untuk ditingkatkan dan menawarkan pengalaman yang lebih positif kepada viewer dari publisher.
"Namun, membangun pengalaman yang positif di sebuah website publisher itu lebih dari sekadar brand safety saja. Dibutuhkan kemampuan untuk menjangkau viewer dari publisher kapan saja mereka siap untuk melakukan pembelian dan menghadirkan iklan di saat yang tepat," kata dia.
Ia membeberkan MGID sebagai penyedia menggunakan Contextual intelligence. Dengan menggunakan taksonomi Standard IAB 2.2, ia mengklaim MGID mampu mengkategorisasikan konten, menilai sentimen, seperti tone, dan membuat profil viewer berdasarkan perilakunya.
"Dengan semua data yang ada, MGID mampu menggolongkan kualitas konten publisher berdasarkan konteks dan membuat keputusan-keputusan penempatan iklan yang sempurna yang menguntungkan semua pihak di dalam ekosistem," tuturnya.
"Menemukan keseimbangan sempurna antara kualitas dan kuantitas konten mengandalkan akses pada data yang menunjukkan di mana perbaikan dibutuhkan. Teknologi adalah sebuah pilar yangsangat penting dari publisher digital. Dengan teknologi Anda dapat menemukan dan menjaga keseimbangan, serta dapat mengoptimalkan kinerja kampanye iklan berdasarkan konteksnya," tukasnya.
Advertisement