Ada Domba ada Dodol, Apa Ikon Kota yang Pas Buat Kabupaten Garut ?

Penyematan ikon daerah dinilai penting untuk menaikan citra wisata kota Garut pangirutan di mata pelancong baik domestik maupun luar negeri.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 13 Mar 2022, 07:00 WIB
Tim Kajian Ikon Garut, bertugas merumuskan ikon Garut dari berbagai disiplin ilmu dan budaya masyarakat. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Pemerrintah Daerah (Pemda) Garut, Jawa Barat tengah merumuskan secara detail ikon Kota yang pas disematkan kepada daerah Garut, sebagai sabagai identitas daerah sekaligus wajah dan kebanggan Garut ke depan.

Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Garut, Ma'mun mengatakan penyematan ikon daerah dinilai penting untuk menaikan citra wisata kota Garut Pangirutan di mata pelancong baik domestik maupun luar negeri.

“Bila ikon khas Garut disepakati, ini akan menjadi menjadi daya tarik utama,” ujar dia, dalam Focuss Group Discussion (FGD).

Sebagai daerah tujuan wisata yang kaya potensi wisata, Garut sejak lama memang dikenal sebagai salah satu daerah tujuan wisata yang ionik, mulai pantai, gunung hingga kulinernya.

Bahkan posisinya sebagai salah satu daerah penyangga Ibu Kota Provinsi Jawa Barat, mendukung Garut punya sejuta ikon dan sebutan, Mulai Kota Dodol karena makanan khas dan tradisonalnya dodol, kemudian kota Domba sebagai penghasil domba.

Kota Cokelat, sebagai daerah pertama tanah air pemilik pabrik cokelat terbesar di Asia, hingga Swiss Van Java, yang lahir dari pujian dari Charlie Chaplin, salah satu pesohoh Hollywood saat itu, terhadap keindahan kota Garut Pangirutan.

Namun hingga kini Ikon kota Garut secara pasti belum ada. Sempat menyabet julukan kota Jeruk Garut, hingga masuk dalam logo kabupaten, namun nyatanya sebutan itu lamban laun sirna seiring perkembangan jaman.

Menurut Ma'mun, penentuan Ikon Garut bakal menjaring masukan dari perwakilan komunitas, budayawan, dan pengusaha, penentuan ikon utama Kabupaten Garut diharapkan mampu mendongkrak pamor Garut sebagai salah adu kota penyangga utama ibu kota provinsi.

“Ikon ini merupakan suatu tanda yang mirip atau memiliki ciri-ciri yang sama dengan objek yang diwakilinya,” kata dia.

Pembentukan ikon kota itu ujar dia, diharapkan mampu menyampaikan pesan yang mencerminkan karakter suatu masyarakat, mulai budaya, tatanan sosial, sejarah.

“Atau bahkan dapat mencerminkan suatu harapan ke masa yang akan datang,” ujar dia.

Meskipun tidak menyisipkan unsur kalangan media sebagai penyampai informasi kepada masyarakat, masukan yang diberikan ragam kalangan di atas diharapkan mampu memberikan masukan berharga bagi pemerintah.

“Hasil diskusi akan menjadi masukan berharga bagi  tim perumus,” kata dia.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:


Aspek Seluruh Budaya

Tim Kajian Ikon Garut, bertugas merumuskan ikon Garut dari berbagai disiplin ilmu dan budaya masyarakat. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Mochammad Ilham Anshory, peneliti sekaligus budayawan muda Garut yang ditunjuk sebagai salah satu anggota Tim Kajian Ikon Garut, menyatakan tim ini bertugas merumuskan ikon kota Garut dari berbagai disiplin ilmu dan masyarakat.

“Diharapkan tim ini  mampu menghasilkan sebuah ikon yang menjadi ciri khas Kabupaten Garut,” ujar dia.

Dalam pembahasan yang telah dilakukan, disepakati pentingnya tagline, slogan, dan penciptaan logo city branding yang melibatkan masukan semua unsur masyarakat Kabupaten Garut.

“Garut ini Kaya dengan potensi alam (Pegunungan dan Pantai), budaya, dan pariwisata,” kata dia.

Rencannya pembahasan ikon Garut berasal dari perumus yang berasal dari disiplin ilmu, dan perwakilan tokoh maskara, termasuk pelibatan sejarawan mengenai sejarah Garut, potensi daerah, termasuk hubungannya dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah (RIPDA), dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah  Daerah (RPJMD).

 

Berikut Tim Kajian Ikon Garut TA 2022 :

Penanggung Jawab : Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut

Pengarah               : Ketua Komis IV DPRD Kab. Garut (merangkap anggota tim)

Ketua                    : Kepala Bidang Kebudayaan

Sekretaris              : Pamong Budaya Sub Koordinator Sejarah, Museum, dan Cagar Budaya

Tim Ahli                :

1. Prof. Dr. Kunto Sofianto, M.Hum.  ( Dosen UNPAD )

2. Dr. Lutfi Yondri, M.Hum. ( Peneliti dari BRIN )

3.Dr. Retno Dwimarwati, S.Sen. M.Hum. ( Wakil Rektor ISBI Bandung )

Anggota : 

H. Ade Rizal, S.Ag. ( Ketua Komisi IV DPRD Garut ), Dr. Slamet Usman Isnanto, M.Si ( Pajajaran Inisiatif ( Dosen UNPAD ), Dr. Budi Suhardiman, M.Pd. ( Dinas Pendidikan Kabupaten Garut / Budayawan ), Imam Kamarudin Saleh, STP, M.M. ( Peneliti / Pajajaran Inisiatif ).

Moch. Ilham Anshory, M.Hum. ( Peneliti / Budayawan ),H endra Permana, S.Sn. (Dosen ISBI Bandung), H. Irwan Hendarsyah, SE (Ketua DKKG), Kabag Hukum, Sekretaris Disparbud, Drs. Warjita (Pamong Budaya),       Zakky Faisal S.E ( Peneliti / Pajajaran Inisiatif ).

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya