Liputan6.com, Jakarta Ablasio retina regmatogen atau Rhegmatogenous Retinal Detachment (RRD) adalah kelainan mata yang bisa menyebabkan disabilitas netra.
Menurut Ketua Vitreo-Retina Service DR. dr. Elvioza, SpM(K), RRD merupakan kondisi lepasnya lapisan retina yang diakibatkan oleh lubang atau robekan pada retina.
Advertisement
“Kegawatdaruratan pada organ mata ini berpotensi menyebabkan hilangnya penglihatan,” kata dokter yang akrab disapa Elvis dalam seminar daring JEC Eye Hospitals and Clinics, Jumat (12/3/2022).
Potensi disabilitas netra permanen dan total dapat dihindari jika penanganan terhadap RRD dilakukan secepat mungkin.
“RRD adalah penyakit emergensi artinya berkorelasi dengan waktu. Semakin cepat ditangani akan memberikan hasil yang lebih baik. Semakin lambat ditangani maka hasilnya semakin jelek artinya ada variabel waktu.”
Kasus RRD yang menyebabkan disabilitas netra permanen biasanya terjadi akibat ketidaktahuan masyarakat bahwa sebenarnya penyakit ini bisa ditolong, lanjutnya.
Simak Video Berikut Ini
Faktor Risiko RRD
Elvis menambahkan, kebanyakan pasien RRD adalah masyarakat usia tua 50 tahun ke atas. Maka dari itu, faktor risiko RRD adalah usia.
“Usia di atas 50 tahun itu adalah usia yang rentan untuk terkena ablasio retina.”
Faktor risiko selanjutnya adalah miopia atau orang dengan mata minus tinggi. Jika seseorang memiliki usia tua dan memiliki minus tinggi maka risikonya pun sangat tinggi.
“Pada usia muda dengan miopia harus dicek retinanya apakah berpotensi untuk terjadi ablasio retina atau robekan. Maka sangat dianjurkan untuk cek retina secara berkala pada orang-orang yang berisiko.”
Selanjutnya, faktor keturunan atau genetik juga dapat meningkatkan risiko RRD. Orang-orang yang memiliki risiko harus rajin periksa retina minimal 6 bulan sekali agar dapat diketahui potensi terjadinya RRD.
Advertisement
Bisa Dicegah
Kabar baiknya, lanjut Elvis, RRD adalah salah satu penyakit yang bisa dicegah dengan rajin melakukan pemeriksaan.
“Tapi kalau kita tidak bisa mencegahnya, dengan teknologi terbaru kondisi ini bisa langsung ditangani dengan operasi. Apabila cepat ditolong kebanyakan dari pasien kita memperlihatkan hasil yang cukup memuaskan.”
Walau demikian, operasi adalah jalan terakhir, jika bisa dicegah maka akan lebih baik, imbuh Elvis.
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Advertisement