Liputan6.com, Jakarta Beberapa masyarakat meyakini bahwa jus jambu, air kelapa, dan madu angkak bisa mengatasi penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Terkait anggapan ini, dokter spesialis penyakit dalam konsultan, Prof. Dr. Zubairi Djoerban, SpPD KHOM memberikan penjelasan.
Advertisement
Menurutnya, pasien DBD sebenarnya tidak masalah diberi makanan apapun. Sebagian besar demam berdarah akan sembuh sendiri. Mirip Orang Tanpa Gejala (OTG) pada COVID-19.
“Artinya tidak ada pengaruhnya makanan-makanan itu? Karena diberi apapun juga akan pulih. Mau itu gudeg, rebung, lasagna, atau makanan lain, juga akan sembuh. Apalagi yang mengandung elektrolit seperti jeruk dan air kelapa,” tulis Zubairi dalam utar Twitter dikutip Sabtu (12/3/2022).
Ia menambahkan, sejauh ini, belum ada penelitian yang menunjukkan bahwa madu angkak bisa menaikkan trombosit. Jika hendak melakukan uji klinik, maka angkak bisa diberikan kepada orang yang kondisi demam berdarahnya parah dengan trombosit (keeping sel darah untuk proses pembekuan darah) kurang dari 20 ribu.
“Baru kemudian bisa terbukti bahwa ada gunanya atau tidak.”
Simak Video Berikut Ini
Kriteria Pasien DBD
Dalam utas tersebut, Zubairi membagi tingkat keparahan pasien DBD dalam tiga kriteria. Yakni pasien yang bisa sembuh sendiri, harus dirawat, dan gawat atau parah.
Kriteria pasien demam berdarah yang bisa sembuh sendiri biasanya terlihat dari trombosit yang masih di atas 100 ribu.
“Sebagian besar pasien demam berdarah, khususnya yang trombositnya masih di atas 100 ribu, itu enggak perlu dirawat, dan akan sembuh sendiri. Tapi semuanya harus berdasarkan diagnosis dokter ya. Tidak bisa parsial. Harus menyeluruh.”
Kriteria kedua yakni pasien yang harus dirawat. Menurut Zubairi, ciri-ciri pasien DBD yang harus dirawat biasanya:
-Memiliki trombosit di bawah 100 ribu.
-Panas tinggi tak kunjung turun.
-Albumin kurang dari 5 gram.
-Kebocoran plasma.
-Timbul edema paru.
Advertisement
Kriteria Gawat dan Parah
Sedangkan, kriteria pasien DBD yang gawat dan parah memerlukan identifikasi yang melibatkan beberapa variabel diagnostik. Seperti tingkat hemokonsentrasi, konsentrasi albumin, tingkat hipoalbuminemia, jumlah trombosit, rasio AST, dan lain-lain.
“Tentu semua ini harus dikonsultasikan kepada dokter. Sebab demam berdarah tak cuma masalah trombosit, tapi melibatkan juga variabel-variabel lain,” tutup Zubairi.
Infografis Virus Corona Berbahaya Vs DBD Mematikan
Advertisement