Harga Cabai Makin Pedas Gara-Gara Faktor Cuaca

Harga cabai rawit merah terpantau berada rata-rata Rp 70.000 – Rp 80.000 per kilogram di pasaran.

oleh Arief Rahman H diperbarui 13 Mar 2022, 08:00 WIB
Cabai merah dijual di Pasar Jati, Jakarta, Kamis (10/3/2022). Kenaikan harga cabai rawit merah di Pasar Jati dipicu pasokan yang menurun akibat cuaca buruk di sejumlah daerah penghasil. (Faizal Fanani/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Harga cabai rawit merah terpantau berada rata-rata Rp 70.000 – Rp 80.000 per kilogram di pasaran. Kenaikan harga ini telah terjadi beberapa pekan ke belakang.

Kenaikan harga cabai rawit merah ini juga sebelumnya pernah terjadi sekitar November-Desember 2021 lalu. Namun, melewati Januari 2022, harga cabai rawit merah ini mulai menurun.

Kenaikan harga jenis bahan makanan ini melengkapi sejumlah bahan makanan lainnya yang mengalami kenaikan. Minyak goreng yang diakui sulit ditemukan, hingga harga telur ayam yang masih bertahan di Rp 25.000 per kilogram.

Ketua Asosiasi Champion Cabai Indonesia Tunov Mondro menyampaikan, kenaikan harga cabai rawit merah pada 20 hari menjelang ramadhan ini masih disebabkan oleh cuaca. Pasalnya, cuaca ekstrem masih terus terjadi dan menghantui petani cabai.

“Memang cuaca menjadi salah satu faktor kenaikan harga, dikarenakan cuaca ekstrim hujan dan panas yang tidak menentu jadinya banyak layu fusarium,” katanya saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu (12/3/2022).

Selain itu ia juga mengatakan faktor lainnya yang membuat harga cabai ini melambung tinggi dengan adanya menurunnya luasan lahan. Kemudian, kontrol dari pemerintah pun dinilai masih kurang, sehingga tak menentunya panen cabai di tingkat petani.

“Kontrol yang di maksud pendampingan di lapangan, dan support bantuan untuk petani cabai sangat berkurang sejak tahun 2019. Akhirnya ada kalanya luasan berlimpah ada kalanya sangat berkurang,” katanya.

Tunov menaksir harga cabai ini bisa saja kembali turun ke harga normal. Dengan catatan, pemerintah melakukan langkah konkret untuk menekan harga cabai di pasaran. Artinya pemerintah perlu turun tangan lebih serius untuk mengatasi kenaikan harga komoditas pangan ini.

“Kami perkirakan akan stabil setelah lebaran, jika tidak ada langkah konkret dari pemerintah untuk menangani ini, menunggu susulan panen di sejumlah daerah yang lumayan luas setelah lebaran,” katanya.

 


Tak Wajar

Pedagang cabai merah merapikan dagangannya di Pasar Jati, Jakarta, Kamis (10/3/2022). Kenaikan harga cabai rawit merah di Pasar Jati dipicu pasokan yang menurun akibat cuaca buruk di sejumlah daerah penghasil. (Faizal Fanani/Liputan6.com)

Lebih lanjut, Tunov menegaskan kenaikan harga cabai rawit merah dan harga cabai lainnya di pasaran menjelang Ramadan ini bukan sesuatu yang wajar. Bahkan ia mengatakan seharusnya harga ini cenderung stabil di pasaran.

“Sebenarnya justru tidak (naik harga), biasanya untuk menjelang lebaran sebelumnya malah cenderung stabil karena petani juga menyiapkan luasan lebih, intervensi pemerintah di pasar juga ketat, pengawalan tanaman dari pemerintah juga 4 bulan sebelum puasa secara intensif,” katanya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya