Liputan6.com, Jakarta - PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) berencana membagikan 30 persen laba tahun buku 2021 sebagai dividen tunai.
Corporate Secretary Triputra Agro Persada, Joni Tjeng mengatakan, besaran itu bisa berubah lebih tinggi, tergantung pada alokasi prioritas perseroan pada 2022.
Advertisement
"Dividen kita punya policy, kita harapkan 30 persen kita bagikan," ujar Joni dalam webinar Indonesia Investment Education, ditulis Minggu (13/3/2022).
Adapun prioritas pertama perseroan saat ini adalah ekspansi. Kemudian untuk belanja modal. Pembayaran bunga saat ini juga disebut tak terlalu besar lantaran loan yang alami penurunan.
"Selanjutnya, kalau memang sudah tidak ada lagi, ya ujung-ujungnya untuk dividen. At least 30 persen, more than it bisa nggak? Bisa saja. Kita open discuss, kok,” kata Joni.
Sebagai gambaran, sampai dengan periode 9 bulan di 2021, perseroan mencatatkan pendapatan Rp 4,45 triliun, naik 24,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 3,57 triliun.
Dari raihan itu, perseroan berhasil membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 713,17 miliar, naik 186,3 persen dibandingkan periode yang sama di 2020 sebesar Rp 249,1 miliar.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Belanja Modal 2022
Sebelumnya, PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) siapkan belanja modal (capital expenditure/capex) Rp 570 miliar pada 2022.
Corporate Secretary Triputra Agro Persada, Joni Tjeng mengatakan, belanja modal itu utamanya dialokasikan untuk proyek eksisting perseroan.
"Tahun ini kita rencana Rp 570 miliar di luar kalau ada proyek downstream, ini untuk yang eksisting,” ujar dia dalam webinar Indonesia Investment Education, Sabtu, 12 Maret 2022.
Adapun tahun lalu, Joni menyebutkan realisasi belanja modal sekitar Rp 478 miliar. Sebagian besar alokasinya untuk pabrik (mill) kelapa sawit. Sementara untuk tahun ini sebagian besar akan dialokasikan untuk infrastruktur.
"Tahun lalu hampir separuh di-spending untuk mill. Kalau tahun ini mill-nya hanya 20 persen. Paling besar 60 persen mungkin di infrastruktur,” tutur dia.
Adapun infrastruktur yang dimaksud di antaranya jalan untuk akses, perumahan untuk karyawan dan fasilitas pendukung lainnya. Hal ini sejalan dengan komitmen perusahaan yang memposisikan karyawan sebagai bagian penting bagi perusahaan.
"Kita siapkan juga rumah untuk karyawan, jalan untuk akses. beberapa kebun juga ada sekolah, klinik, dokter. Listrik, air, semua sudah kita siapkan,”
"Jadi ini yang kita juga banyak investment. Karyawan adalah bagian dari kita,” pungkas Joni.
Advertisement