Ukraina Setop Pasokan Gas Neon, Komponen Penting untuk Produksi Chipset

Dua perusahaan Ukraina menghentikan pasokan gas neon karena serangan Rusia ke Ukraina. Gas neon merupakan komponen penting untuk memproduksi chipset.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 13 Mar 2022, 18:00 WIB
Ilustrasi prosesor, chip, chipset Intel. Kredit: Bruno/Germany via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Serangan Rusia ke Ukraina membuat dua pemasok gas neon berhenti beroperasi. Kedua pemasok ini menyumbang separuh gas neon yang berguna bagi produksi semikonduktor, termasuk chipset global.

Disebutkan, gas neon menjadi komponen yang sangat penting untuk laser yang dipakai dalam produksi chipset.

Hal ini pun diperkirakan membuat harga chipset jadi lebih mahal dan kelangkaan makin parah.

Mengutip Gizchina, Minggu (13/3/2022), data Techcet menunjukkan dua pemasok gas neon utama Ukraina, yakni Ingas dan Cryoin menyediakan 45-54 persen gas neon kelas semikonduktor dunia.

Techcet memperkirakan, konsumsi global gas neon untuk produksi chipset tahun 2021 sekitar 540 ton.

Perwakilan kedua perusahaan Ukraina ini menyebut telah menutup operasi karena hancurnya infrastruktur penting. Hal ini pun menyebabkan maslaah serius dalam produksi chipset global.

Sebelum konflik antara dua perusahaan, sudah ada masalah kelangkaan chipset di dunia. Alasannya kelangkaan chipset adalah lockdown akibat pandemi Covid-19.

Terlepas dari itu, ada produk-produk yang justru mengalami peningkatan permintaan dan penawaran. Salah satunya adalah tablet.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Chipset Bakal Makin Langka

Ditemukan celah keamanan di smartphone yang menggunakan chipset besutan MediaTek (sumber; gsmarena.com)

"Jika stok habis pada April dan pembesut chipset tidak memiliki pasokan dari wilayah lain, kemungkinan akan menambah kendala rantai pasokan yang lebih luas dan ketidakmampuan produksi chipset untuk banyak pelanggan," kata analis di Pusat Penelitian dan Analisis Keuangan (CFRA), Angelo Zino.

Sekadar informasi, sebelum invasi Rusia, Ingas memproduksi 15.000 ton per dua bulan untuk pembesut chipset di Taiwan, Tiongkok, Korea Selatan, AS, dan Jerman. 75 persen dari 10.000 kubik meter neon gas dipakai oleh industri chipset.

Sementara, Cryoin memproduksi 10.000-15.000 kubik meter gas neon per bulan. Cryoin telah menghentikan produksi dan memprioritaskan keamanan karyawan sejak 24 Februari lalu.


Tak Bisa Penuhi Permintaan dari Industri

Ilustrasi chipset, prosesor.

Jika invasi Rusia masih terjadi, perusahaan tak bisa memenuhi pesanan sebesar 13.000 meter kubik pada Maret 2022.

Dengan penutupan pabrik, perusahaan bisa bertahan setidaknya tiga bulan. Namun dengan kemungkinan fasilitas produksi bakal rusak, situasi akan makin buruk.

Tak hanya membuat chipset makin langka, pandemi Covid-19 telah membuat harga gas neon meningkat 500 persen dari Desember 2021. Dibanding 2014, harga gas neon meningkat 600 persen.

(Tin/Isk)


Infografis Tentang 5G

Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya