Liputan6.com, Jakarta- Supriyanto memang tinggal di kota, namun keinginannya untuk memiliki tanah dan bercocok tanam sangatlah kuat. Meski begitu, hal tersebut hampir tak mungkin dilakukan di tengah kesesakan kota Jakarta. Tapi, dia tak lantas menyerah dan mau Berani Berubah.
Terinspirasi dari tontonan di televisi dan pengalamannya menanam anggur selama 20 tahun, Supriyanto akhirnya menemukan cara agar bisa berkebun anggur di teras rumahnya di daerah Jagakarsa, Jakarta Selatan. Siapa sangka, anggurnya kini mampu menghasilkan untung jutaan rupiah, meski hanya tumbuh di teras rumah.
Advertisement
“Dari perjalanan waktu, saya punya pandangan kalau di Indonesia sangat strategis kalau ditanami anggur,” ujar Supriyanto kepada Tim Berani Berubah.
“Dengan menanam anggur, dengan cukup di pot, di depan rumah, di pagar rumah, di samping rumah, di atas genteng pun, itu bisa,” dia melanjutkan.
Selain itu, di tengah kondisi pandemi dimana banyak orang bekerja dari rumah, Supriyanto menilai kegiatan menanam anggur ini bisa menjadi sampingan yang produktif dan menghasilkan.
Dia pun membentuk banyak kelompok tani di daerah Jabodetabek, dan membina mereka untuk juga menanam anggur dari teras rumah masing-masing. Bahkan, salah satu kelompok taninya bisa menghasilkan hingga Rp20 juta per bulan.
“Yang saya jual bibit di sini, karena memang permintaan terlalu tinggi, akhirnya saya membentuk kelompok-kelompok petani anggur di Jakarta maupun Jabodetabek,” tutur Supriyanto.
“Artinya benar-benar membantu di dalam keadaan pandemi ini, orang susah cari kerja, sulit mencari nafkah, anggur ini banyak manfaatnya,” sambungnya.
Manajemen yang Baik
Kesuksesan Supriyanto dengan kelompok petani anggur terasnya ini juga bisa terwujudkan berkat manajemen keuangan yang baik. Setiap bulannya, Supriyato menghitung keuntungan dengan jeli, dan membaginya kembali untuk ditanam sebagai modal benih anggur selanjutnya.
“Dari uang-uang transfer itu, kita kumpulkan. Kita sisihkan sebagian untuk gaji karyawan, untuk membeli bibit yang baru, varietas baru, untuk membeli media tanam,” ungkap Supriyanto.
“Dan alhamdulillah selebihnya bisa ditabung. Di masa pandemi itu bisa menabung, sudah super hebat,” lanjut dia.
Pastinya cerita ini menjadi kisah inspiratif untuk pantang menyerah di saat kondisi terpuruk. Yuk, ikuti kisah ini maupun yang lainnya dalam Program Berani Berubah, hasil kolaborasi antara SCTV, Indosiar bersama media digital Liputan6.com dan Merdeka.com.
Program ini tayang di Stasiun Televisi SCTV setiap Senin di Program Liputan6 Pagi pukul 04.30 WIB, dan akan tayang di Liputan6.com serta Merdeka.com pada pukul 06.00 WIB di hari yang sama.
Advertisement