Liputan6.com, Jakarta - PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) menargetkan kenaikan yield lebih dari 10 persen pada 2022. Keyakinan Triputra Agro Persada itu merujuk pada yield pada awal 2022 yang mulai tumbuh dibandingkan posisi kuartal IV 2021 yang sempat turun.
"Yield di kuartal IV 2021 jatuh, tapi di JAnuari, Februari, Maret, sudah mulai naik. Jadi growth nya sudah lumayan. Kita target tahun ini naik di atas 10 persen," kata Corporate Secretary Triputra Agro Persada (TAPG), Joni Tjeng dalam webinar Indonesia Investment Education, ditulis Minggu (13/3/2022).
Pada 2022, perseroan juga berencana untuk pengembangkan industri downstream. Triputra Agro Persada masih melakukan kajian mekanisme apa yang efektif dan efisien untuk pengembangan ini.
Baca Juga
Advertisement
"Kita lagi workout untuk downstream. Dan ini bisa bentuk baru atau partnership dengan yang sudah punya pengalaman. Sehingga memperpendek learning curve kita, daripada dari awal,” kata Joni.
Selain itu, pada 2022, perseroan juga akan merampungkan pabrik sawit di Kalimantan Timur dengan kapasitas 20 ton per jam pada kuartal II.
Dengan rampungnya pabrik ini, perseroan akan memiliki total 19 pabrik sawit. Pada semester II 2022, perseroan juga akan membangun pabrik PKO (palm oil kernel) dengan kapasitas 300 ton per hari di Kalimantan Tengah.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Belanja Modal Triputra Agro Persada
Sebelumnya, PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) siapkan belanja modal (capital expenditure/capex) Rp 570 miliar pada 2022.
Corporate Secretary Triputra Agro Persada, Joni Tjeng mengatakan, belanja modal itu utamanya dialokasikan untuk proyek eksisting perseroan.
"Tahun ini kita rencana Rp 570 miliar di luar kalau ada proyek downstream, ini untuk yang eksisting,” ujar dia dalam webinar Indonesia Investment Education, Sabtu, 12 Maret 2022.
Adapun tahun lalu, Joni menyebutkan realisasi belanja modal sekitar Rp 478 miliar. Sebagian besar alokasinya untuk pabrik (mill) kelapa sawit. Sementara untuk tahun ini sebagian besar akan dialokasikan untuk infrastruktur.
"Tahun lalu hampir separuh di-spending untuk mill. Kalau tahun ini mill-nya hanya 20 persen. Paling besar 60 persen mungkin di infrastruktur,” tutur dia.
Adapun infrastruktur yang dimaksud di antaranya jalan untuk akses, perumahan untuk karyawan dan fasilitas pendukung lainnya. Hal ini sejalan dengan komitmen perusahaan yang memposisikan karyawan sebagai bagian penting bagi perusahaan.
"Kita siapkan juga rumah untuk karyawan, jalan untuk akses. beberapa kebun juga ada sekolah, klinik, dokter. Listrik, air, semua sudah kita siapkan,”
"Jadi ini yang kita juga banyak investment. Karyawan adalah bagian dari kita,” pungkas Joni.
Advertisement