Menyigi Potensi Ekspor Tanaman Hias Asal Gresik

Tanaman hias di Kabupaten Gresik, Jawa Timur digadang-gadang berpotensi untuk pasar ekspor.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Mar 2022, 21:00 WIB
Ilustrasi Tanaman Hias Credit: pexels.com/Huy

Liputan6.com, Gresik - Tanaman hias di Kabupaten Gresik, Jawa Timur digadang-gadang berpotensi untuk pasar ekspor. Hal itu diungkapkan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Budi Hanoto, Sabtu (12/3/2022).

Ia menyebut potensi ekspor itu saat menghadiri undangan Keluarga besar Alumni Universitas Jember (KAUJE) dan Asosiasi Tanaman Hias Kabupaten Gresik.

Budi Hanoto menyampaikan, Bank Indonesia menaruh perhatian pada upaya peningkatan ekspor produk asli Indonesia. Menurutnya ini juga bagian dari tugas Bank Indonesia dalam rangka menjaga kestabilan nilai rupiah melalui program strategis bauran kebijakan moneter dan fiskal khususnya dalam memperkuat net ekspor barang.

Berdasarkan data World Integrated Trade Solution (WITS), permintaan tanaman hias global terus meningkat sejak 2017. Bahkan, berdasarkan analisis Reveal Symmetric Comparative Advantage (RSCA), ekspor tanaman hias Jawa Timur masuk dalam kategori unggul – surplus. Hanya saja nilai ekspornya masih terbatas.

"Artinya, potensi tanaman hias Gresik untuk diekspor sangat besar melihat permintaan dunia yang tinggi dan saat ini ekspor tanaman hias Jatim masih terbatas," jelas Budi, Sabtu (12/3/2022).

Selain potensi ekspor, sentra tanaman hias yang tersebar di 6 desa Kabupaten Gresik juga dapat menjadi pendorong ekonomi melalui konsep desa wisata.

Pengembangan desa wisata Gresik berbasis tanaman hias dapat merujuk pada pengembangan Desa Wisata Edelweiss di Desa Wonokitri Kawasan Bromo-Tengger Semeru yang mengintegrasikan natural dan cultural tourism.

"Gresik juga dapat mencontoh Kampung Flory Sleman yang sukses membangun Community Based Tourism (CBT)," ujarnya.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:


Sentra Wisata Tanaman Hias

Sementara Anggota Komisi XI DPR RI dan Ketua KAUJE, Sarmuji menyampaikan bahwa Bank Indonesia diharapkan dapat mendukung upaya peningkatan ekspor tanaman hias Gresik.

Selain melalui Program Sosial Bank Indonesia (PSBI), Sarmuji juga berharap Bank Indonesia dapat melakukan pendampingan dan pelatihan agar tiga bulan mendatang sentra tanaman hias di Gresik mampu mengekspor tanaman hias ke luar negeri.

"Dengan dukungan dari Bank Indonesia, Pemerintah Daerah Kabupaten Gresik dan OJK, Desa Kesamben Kulon kami harap mampu bertransformasi menjadi Desa wisata yang menjadi sentra ekspor tanaman hias dan tidak kalah sukses dari Desa Floris Sleman," katanya.

Sentra Wisata Tanaman Hias di Gresik yang dibuka pada tahun 2021 berpotensi mendorong kinerja pariwisata Kabupaten Gresik yang dapat mendatangkan manfaat yang tinggi bagi masyarakat sekitar dan mendukung percepatan pemulihan ekonomi Kabupaten Gresik dan Jawa Timur.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya