Liputan6.com, Jakarta Pandemi covid-19 sepertinya belum akan berakhir dalam waktu dekat. Pasalnya, sejumlah ahli justru menemukan bukti ada varian gabungan dari Delta dan Omicron.
Varian tersebut untuk sementara disebut dengan Deltacron. Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada briefing 9 Maret 2022 menemukan varian kombinasi tersebut terdeteksi di Belanda dan Denmark.
Advertisement
Selain itu, varian Deltacron juga terdapat di Prancis. Inggris dan Amerika Serikat juga sudah melaporkan temuan kasus Deltacron.
Kendati demikian, masyarakat diminta tidak langsung panik. Virolog dari Institut Pasteur, Paris Simon-Loriere menilai ada beberapa alasan agar masyarakat tak panik.
"Permukaan virus ini sangat mirip dengan Omicron, sehingga tubuh akan mengenalinya serta mengenali Omicron," kata Loriere seperti dilansir NYT.
Lebih lanjut, para pakar juga memprediksi Deltacron tidak menyerang sel-sel saluran pernapasan bawah.
Hingga kini, data menunjukkan mereka yang kena Deltacron menyerang sel-sel di hidung dan saluran napas atas, tidak di paru. Ini kondisi 'serangan' yang sama seperti Omicron.
Butuh Penelitian
Selain itu, masih diperlukan penelitian lain terhadap varian Deltacron. Diketahui Lorierer dan para penelit lain sedang melakukan eksperimen pada hamster dan tikus.
Akan tetapi hasil penelitiannya belum memunculkan hasil apapun. "Ini hal yang amat baru. Kami belum mendapatkan hasil apapun," katanya soal penelitian Deltacron yang tengah dilakukan.
Advertisement