Sentimen The Fed Bakal Bayangi Laju IHSG Sepekan

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (HSG) akan bergerak di kisaran support 6.875 dan resistance 6.930. IHSG dibayangi keputusan the Fed.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 14 Mar 2022, 10:44 WIB
Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Angka tersebut naik signifikan dibandingkan tahun 2016 yang hanya mencatat penutupan perdagangan pada level 5.296,711 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat secara teknikal pada pekan ini (14-19 Maret 2022). Sentimen pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) bayangi IHSG.

"Pekan depan itu harus kita lihat menjadi dua, bicara teknikal ada peluang sekitar 54 persen indeks mengalami penguatan. Tapi, secara sentimen tentu indeks kita berpotensi melemah," ujar Associate Director Pilarmas Investindo, Maximilianus Nicodemus saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Senin (14/3/2022).

Ia prediksi, IHSG akan bergerak di kisaran support 6.875 dan resistance 6.930 selama sepekan.Adapun salah satu yang akan pengaruhi IHSG yaitu keputusan bank sentral AS untuk menaikkan suku bunga. Maximilianus menilai, ada sejumlah pertanyaan mengenai langkah bank sentral AS menaikkan suku bunga.

"Pertanyaannya pun selalu dua hal, satu seberapa cepat the Fed menaikkan suku bunganya tahun ini. Yang kedua seberapa besar the Fed akan menaikkan tingkat suku bunganya tahun ini," ujar dia.

Ia menambahkan, langkah the Federal Reserve akan menaikkan suku bunga dapat berdampak positif untuk negara berkembang termasuk Indonesia. Namun, ia belum menjelaskan detil dampak positif tersebut.Selain itu, ia menilai respons Bank Indonesia menanggapi keputusan the Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga.

"Berarti kalau misalkan tingkat suku bunga the fed menaikan satu kali otomatis kita juga menaikkan 1 kali. Kalau ada juga kemungkinan misal ternyata volatilitas dan abilitas pasar tidak bisa dijaga, tentu ada kemungkinan 1 kali tingkat suku bunga the fed naik akan menyebabkan dua kali kenaikan suku bunga BI," ujar dia.

Maximilanus pun mengatakan, fundamental Indonesia sudah jauh lebih baik dibandingkan 2013 untuk hadapi kenaikan suku bunga the Federal Reserve.

"Apalagi tentu yang mesti kita perhatikan adalah dulu di tahun 2013 ada lima negara yang rentan akan kenaikkan tingkat suka bunga the Fed dan hari ini tahun ini lagi-lagi Indonesia masuk ke dalam 10 negara paling rentan akan kenaikkan tingkat suku bunga the Fed," tutur dia.

Dia juga menyebutkan, volatilitas di pasar tentu akan jadi tinggi sekalipun memang secara fundamental siap dalam menghadapi kenaikan tingkat suku bunga the fed.

"Tapi justru yang menjadi perhatian kita juga mesti harus inget setiap kenaikan tingkat suku bunga the Fed maupun BI otomatis akan ada porsi investasi yang berkurang," ungkapnya

.Bahkan, Maximilanus juga sebut masyarakat akan lebih cenderung mengeluarkan investasinya untuk lebih kepada cenderung masuk di deposito."Kedua tingkat kenaikkan tingkat suku bunga otomatis juga akan meningkatkan suku bunga kredit ini yang jadi perhatian," kata dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Sentimen Lainnya

Aktivitas pekerja di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, Asosiasi Analis Efek Indonesia Reza Priyambada mengatakan, pelaku pasar saat ini wait and see mencermati sentimen yang ada. Dari luar negeri, IHSG akan dipengaruhi sejumlah faktor antara lain invasi Rusia ke Ukraina, krisis energi sehinggga picu kenaikan harga komoditas.

"Kalau sentimen dari dalam negeri tidak terlalu negatif karena pelaku pasar masih mencermati rilis laporan keuangan, kondisi makro ekonomi dan pergerakan dari nilai tukar rupiah," kata dia.

Ia menuturkan, IHSG akan bergerak di kisaran support 6.880-6.900 dan resistance 6.968-6.987 selama sepekan. Reza menilai tidak ada yang perlu dikhawatirkan untuk pasar saham Indonesia. Namun, ia mengingatkan waspada dari imbas global yang bisa pengaruhi sentimen selama sepekan.

Sementara itu, Mamilianus mengatakan terdapat sejumlah sentimen yang akan datang dari dalam negeri, antara lain neraca dagang Indonesia dan pertemuan Bank Indonesia pada 17 Maret 2022.Kemudian, Maximilanus juga sebut ada beberapa sentimen luar negeri.

Pertama ,dari Amerika Serikat terdapat sentimen mulai dari empire manufacturing diproyeksi naik, Existing Home Sales diproyeksi turun. MoM diproyeksi turun, Leading Index diproyeksi naik, Industrial Production MoM diproyeksi turun, Housing Starts diproyeksi naik, PPI Final Demand MoM diproyeksi turun, MBA Mortgage Applications, Retail Sales Advance MoM diproyeksi turun, Initial Jobless Claims diproyeksi turun, Continuing Claims diproyeksi turun. Kemudian pertemuan the Fed pada 17 Maret 2022.

Selain itu, sentimen juga datang dari zona Euro dan China, seperti Industrial Production MoM dan YoY diproyeksi turun, Inflasi MoM diproyeksi sama. YoY diproyeksi naik, inflasi core YoY diproyeksi sama, dan neraca dagang diprediksi turun.

One year Medium Term Lending Facility Rate diproyeksi sama, Industrial Production YTD YoY diproyeksi turun, dan juga Retail Sales YTD YoY diproyeksi turun.

Sedangkan dari Jepang terdapat sentimen yang berasal dari neraca dagang diproyeksi naik, ekspor YoY diproyeksi naik. Impor YoY diproyeksi turun, Industrial Production MoM dan YoY, Capacity Utilization MoM, Core Machine Orders YoY diproyeksi naik. MoM diproyeksi turun, Natl.

CPI YoY diproyeksi naik, Tertiary Industry Index MoM bakal turun, serta Pertemuan Bank Sentral Jepang 18 Maret 2022.


Saham Pilihan

Pejalan kaki duduk di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Untuk sektor saham pilihan yang dapat dicermati pada pekan depan, ia memilih sektor saham energi, perbankan, infrastruktur, serta transportasi dan logistik.

Untuk saham pilihan yang dapat dicermati pelaku pasar, Reza memilih antara lain PT Arthavest Tbk (ARTA), PT. Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP), dan PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA).

 

Reporter: Elga N

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya