Liputan6.com, Jakarta - Para ilmuwan telah mengkonfirmasi keberadaan varian COVID-19 baru yang menggabungkan mutasi dari varian omicron dan delta untuk pertama kalinya, dan ada kasus yang dilaporkan di Eropa dan AS.
Dilansir dari laman Live Science, Senin (14/3/2022), varian hibrida baru, yang secara tidak resmi dijuluki "deltacron", dikonfirmasi melalui pengurutan genom yang dilakukan oleh para ilmuwan di IHU Méditerranée Infection di Marseille, Prancis, dan telah terdeteksi di beberapa wilayah Prancis, menurut sebuah makalah yang diposting ke database pracetak medRxiv pada Selasa (8/3).
Baca Juga
Advertisement
Kasus juga ditemukan di Denmark dan Belanda, menurut database internasional GISAID.
Secara terpisah, dua kasus telah diidentifikasi di AS oleh perusahaan riset genetika yang berbasis di California, Helix, menurut Reuters.
Selain itu, sekitar 30 kasus telah diidentifikasi di Inggris, menurut The Guardian.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Proses Rekombinasi
Varian hibrida muncul melalui proses yang disebut rekombinasi — ketika dua varian virus menginfeksi pasien secara bersamaan, bertukar materi genetik untuk menciptakan keturunan baru.
Para ilmuwan mengatakan bahwa "tulang punggung" varian deltacron berasal dari varian delta, sedangkan protein lonjakannya - yang memungkinkan virus memasuki sel inang - berasal dari omicron, menurut makalah medRxiv.
"Kami telah mengetahui bahwa peristiwa rekombinan dapat terjadi, pada manusia atau hewan, dengan berbagai varian #SARSCoV2 yang beredar," tulis Dr. Soumya Swaminathan, kepala ilmuwan di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam tweet pada Selasa (8/3).
Advertisement