Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mencermati penduduk Indonesia yang didominasi generasi Z dan generasi milenial saat ini telah ‘melek’ investasi.
Hal ini mendorong BCA untuk senantiasa menyelaraskan produk dan layanan sesuai kebutuhan nasabah terkini. Salah satunya dengan menghadirkan aplikasi investasi yakni Wealth Management BCA (Aplikasi WELMA).
WELMA adalah aplikasi investasi dan asuransi yang dapat digunakan kapan pun dan di manapun. Ragam instrumen yang ditawarkan melalui WELMA, antara lain reksa dana, obligasi, dan asuransi.
Baca Juga
Advertisement
EVP Divisi Wealth Management BCA Ugahary Yovvy mengungkapkan, jumlah investor di pasar modal selama dua tahun terakhir meningkat tiga kali lipat. 81,5 persen didominasi oleh milenial dengan usia 40 tahun ke bawah. Hal yang sama juga terjadi pada BCA, khususnya pengguna aplikasi Welma, di mana sebanyak 50 persen adalah milenial dan gen Z.
Yovvy menambahkan, saat ini instrumen investasi yang laris di kalangan investor adalah instrumen investasi dari perusahaan yang menjamin pelaksanaan ESG (Environment, Social, dan Government).
Selain mempertimbangkan return yang konsisten dan risiko, investor juga melihat tanggung jawab dan komitmen perusahaan terhadap ekonomi berkelanjutan dan lingkungan.
"Kami memang mendapat keberuntungan dari kesadaran masyarakat yang tinggi saat ini terhadap investasi, termasuk dari para nasabah milenial BCA. Target kami adalah melampaui pencapaian kinerja tahun lalu. Melalui WELMA, kami memberikan kemudahan dan kenyamanan bertansaksi secara luas kepada seluruh nasabah BCA," ujar dia dikutip dari keterangan tertulis, Senin (14/3/2022)..
Tips kepada Investor Pemula
Yovvy juga memberikan tips kepada investor pemula. Menurut dia, milenial jangan cuma melihat keuntungannya ketika memutuskan untuk memilih instrumen investasi tertentu. Karena imbal hasil yang tinggi cenderung berbanding lurus dengan risiko yang tinggi. Milenial juga perlu mencermati cara kerja instumen investasi dengan memperdalam literasi.
"Jangan hanya ikut teman atau menjadi follower dari tren semata. Pilihlah instrumen investasi sesuai tujuan, kebutuhan, dan risikonya. Jangan juga meletakkan semua investasi pada satu instrumen. Jika sudah tahu risiko, siap juga untuk menerima risiko tersebut,” tambah Yovvy.
Advertisement