Liputan6.com, Yogyakarta - Membahas mengenai berbagai kopi unik dari Nusantara, tentu belum lengkap rasanya apabila tidak membahas kopi jos asli Yogyakarta. Keunikan dari kopi jos Yogyakarta telah dikenal luas oleh masyarakat, hingga mancanegara.
Kopi jos atau the charcoal coffee dapat dengan mudah ditemui ketika berada di sebelah utara Stasiun Yogyakarta. Tepatnya di warung-warung angkringan yang berjajar di pinggir jalan.
Harga kopi jos di angkringan tersebut berkisar Rp5.000 saja. Ciri khas dari kopi jos adalah cara penyajiannya. Penjual akan mencelupkan arang ke dalam gelas kopi yang akan disajikan.
Arang yang telah membara didalam tungku api, diambil dan diketuk-ketuk untuk memastikan debu-debu tersingkir dan aman untuk dicelupkan pada kopi. Kopi akan terus meletup-letup ketika arang dicelupkan, hingga bara dalam arang telah mati.
Baca Juga
Advertisement
Meskipun ada anggapan bahwa kopi jos kurang higienis, tetapi rupanya kopi arang juga membawa banyak manfaat bagi kesehatan. Arang yang digunakan sebelumnya dibakar hingga suhu mencapai 250 derajat Celsius.
Dikutip dari berbagai sumber, arang akan berubah menjadi karbon aktif yang bermanfaat sebagai pengikat racun yang ada di dalam tubuh. Penemuan akan fungsi arang sebenarnya sudah ditemukan berpuluh-puluh tahun lalu.
Arang biasa digunakan sebagai bahan dari obat anti racun, seperti diarrest, donnagel, dan lain-lain, sehingga penikmat kopi jos dapat merasakan kopi dengan cita rasa khas Yogyakarta, sekaligus merasakan manfaat dari arang.
Selain zat karbon, arang aktif juga mengandung zat sorbitol, yang berfungsi sebagai zat penyerap racun yang dibuangnya melalui saluran pencernaan. Arang juga dapat mengobati penyakit-penyakit seperti asam lambung, kembung, masuk angin, dan juga panas dalam.
Tentu tidak semua jenis arang dapat memberikan beragam manfaat kesehatan, sehingga perlu diperhatikan pula jenis arang terbaik untuk dicelupkan ke dalam kopi.
Salah satu arang yang bisa digunakan untuk kopi jos Yogyakarta adalah arang yang terbuat dari kayu sambi, yang dapat ditemui di Kalimantan.
Penulis: Tifani