Liputan6.com, Jakarta- Hoaks yang beredar di media sosia semakin beragam, kondisi ini menuntut kita untuk berhati-hati dalam mempercayai informasi dengan memastikan terlebih dahulu kebenarannya.
Cek Fakta Liputan6.com pun telah menelusuri sejumlah informasi yang beredar di media sosia, hasilnya sebagian terbukti hoaks.
Advertisement
Simak kumpulan hoaks sepekan yang beredar di media sosial.
1. Video Ini Indonesia Kirim Rudal ke Rusia
Sebuah video yang diklaim pemerintah Indonesia telah mengirimkan rudal ke Rusia beredar di media sosial. Video tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 4 Maret 2022.
Video berdurasi 9 detik itu memperlihatkan sebuah truk yang tengah melintas di jalan. Truk tersebut mengangkut benda yang diklaim rudal.
"Alhamdulillah Pemerintah Indonesia Sudah Mengirimkan Rudal ke Rusia".
Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 7.400 kali ditonton dan mendapat 2 komentar warganet.
Benarkah dalam video itu pemerintah Indonesia mengirimkan rudal ke Rusia? Simak hasil penelusurannya di sini.
2. Video Bocah Suku Baduy Kebal Ditusuk Jarum Suntik
Sebuah video yang diklaim bocah suku Baduy kebal ditusuk jarum suntik beredar di media sosial. Video tersebut disebarkan oleh salah satu akun Facebook pada 6 Maret 2022.
Dalam video berdurasi 28 detik itu, tampak seorang bocah yang mengenakan seragam sekolah dasar (SD) sedang duduk, bersiap untuk disuntik vaksin.
Namun ketika petugas hendak menyuntikan vaksin, jarum suntik tidak bisa menembus kulit lengan si bocah. Video itu kemudian dikaitkan bahwa bocah yang kebal ditusuk jarum suntik berasal dari suku Baduy.
"Ilmu dari orang tuanya. Anak Baduy kebal dari jarum suntik," tulis salah satu akun Facebook.
Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 135 kali ditonton dan mendapat beragam respons dari warganet.
Benarkah dalam video itu anak suku Baduy kebal ditusuk jarum suntik? Simak hasil penelusurannya di sini.
3. Covid-19 Varian Omicron Adalah Senjata Biologis Buatan
Beredar di media sosial postingan terkait covid-19 varian Omicron yang merupakan senjata biologis buatan. Postingan tersebut beredar sejak tengah pekan ini.
Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Instagram. Akun itu mempostingnya pada 9 Maret 2022.
Berikut isi postingannya:
"Covid-19 varian omicron beneran senjata biologis ya? ini emang settingan WHO, Bill Gates, dan Paus Fransiskus ya?"
Lalu benarkah postingan yang mengklaim covid-19 varian Omicron merupakan senjata biologis buatan? Simak hasilnnya di sini.
4. Surat Pemanggilan Seleksi Calon Karyawan BNI
Cek Fakta Liputan6.com mendapati informasi surat pemanggilan seleksi calon karyawan BNI. Informasi tersebut beredar lewat aplikasi percakapan.
Surat pemanggilan seleksi calon karyawan BNI terdiri dari tiga lembar, pada lembar pertama terdapat kop surat berupa logo BNI di bawahnya terdapat alamat dan nomor telepon. Pada lembar tersebut menyebutkan prihal pemanggilan seleksi calon karyawan BNI di tujukan untuk peserta tes seleksi.
Masih dalam halaman tersebut juga tercantum waktu dan tempat seleksi, serta identitas dan perlengkapan untuk mengikuti seleksi.
Pada lembar kedua terdapat daftar nama peserta seleksi dan mengarahkan untuk menghubung pihak travel unutk mengurusi akomodasi selama seleksi. Berikutnya, pada lembar ketiga memuat ketentuan akomodasi dan transportasi, prosedur penggantian dana transportasi, tahap seleksi dan ketentuan bagi peserta.
Benarkah informasi surat pemanggilan seleksi calon karyawan BNI? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com di sini.
5. Vaksin Covid-19 Meningkatkan Risiko HIV
Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim vaksin Covid-19 meningkatkan risiko HIV, informasi tersebut diunggah oleh salah satu akun Facebook, pada 4 Maret 2022.
Unggahan klaim vaksin Covid-19 meningkatkan risiko HIV tersebut berupa video yang menyatakan vaksin Covid-19 mengandung HIV.
Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:
"Nah kaann yg punya model2 nyali penakut akibat copat copet, sekrng dah hrus makin takut lagi. Krn khawatir ada virus lain yg msuk kedlm tubuh anda,yaitu HIV. Ayo segera chek
50 juta dos vaksin di Australia dipulangkan kerana mempunyai "positif HIV/FALSE POSITIVE"
Pada tahun 2020 saintis memberi peringatan bahwa beberapa vaksin COVID-19 boleh meningkatkan risiko HIV. Magnitud ini tidak salah!
Sekumpulan saintis telah memberi peringatan kepada kami sejak 2020, bahawa calon vaksin COVID-19 tertentu boleh meningkatkan kepada HIV.
Penyelidik yang sama pada tahun 2007 mengetahui bahawa vaksin HIV eksperimen telah meningkatkan risiko kepada sesetengah orang untuk dijangkiti virus AIDS.
HEADS UP KPD ANDA KRN TV TDK MELAPORKANNYA"
Benarkah klaim vaksin Covid-19 meningkatkan risiko HIV? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com di sini.
6. Surat Pencabutan Pemberlakuan Pandemi Covid-19
Cek Fakta Liputan6.com mendapti klaim surat pencabutan pemberlakuan pandemi Covid-19, informasi tersebut beredar lewat palikasi percakapan WhatsApp.
Surat pencabutan pemberlakukan pandemi Covid-19 yang beredar menampilkan halamaan belakang surat terdapat kalimat sebagai berikut:
"Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Demikian agar dapat dipedomani dan dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab."
Surat tersebut ditandatangani oleh Kepala BNPB sekaligus Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Mayor Jenderal TNI Suharyanto, pada 2 Maret 2022.
Benarkah surat pencabutan pemberlakuan pandemi Covid-19? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com di sini.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement