Pefindo Dongkrak Outlook AKR Corporindo Jadi Positif

PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) menyampaikan alasan menaikkan peringkat PT AKR Corporindo Tbk (AKRA).

oleh Elga Nurmutia diperbarui 15 Mar 2022, 12:30 WIB
Utility center di KEK Gresik JIIPE (Dok PT AKR Corporindo Tbk/AKRA)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) menegaskan peringkat idAA- untuk PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) dan Obligasi Berkelanjutan I Tahun 2017.

Kemudian, outlook untuk peringkat Perusahaan direvisi menjadi positif dari stabil sehubungan dengan penurunan utang AKRA yang intensif selama tiga tahun terakhir, yang berasal dari arus kas yang kuat, terutama dari segmen perdagangan dan distribusi, serta kawasan industri.

"Kami berpandangan bahwa kondisi makro ekonomi yang menunjukkan pemulihan dalam waktu jangka pendek hingga menengah diharapkan akan meningkatkan permintaan bahan bakar dan kimia dasar yang merupakan produk utama yang didistribusikan oleh AKRA," tulis Analis Pefindo dalam siaran persnya, ditulis Selasa (15/3/2022).

Di samping itu bisnis kawasan industri yang terintegrasi dengan baik di Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) dianggap dapat memperkuat EBITDA Perusahaan dengan menyediakan model bisnis dengan margin tebal dan pendapatan berulang yang stabil.

Melalui keterangan resmi dari Pefindo, obligor dengan peringkat idAA memiliki sedikit perbedaan dengan peringkat tertinggi yang diberikan, dan memiliki kemampuan yang sangat kuat untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya dibandingkan terhadap obligor Indonesia lainnya. Tanda Kurang (-) menunjukkan bahwa peringkat yang diberikan relatif lemah dan di bawah rata-rata kategori yang bersangkutan.

"Peringkat tersebut mencerminkan jaringan infrastruktur logistik Perusahaan yang ekstensif, profil keuangan yang kuat secara berkelanjutan, dan permintaan yang relatif kuat terhadap bahan bakar minyak dan kimia dasar," tulisnya.  

Namun, peringkat dibatasi oleh paparan terhadap risiko volatilitas bisnis dalam industri pertambangan. Peringkat dapat dinaikkan jika AKRA terus menurunkan jumlah utangnya pada level yang konservatif, yang ditunjukkan dengan rasio utang terhadap EBITDA kurang dari 2,0x secara berkelanjutan, dan juga menjaga arus kas yang kuat, terutama pada bisnis utamanya, perdagangan dan distribusi, serta kawasan industri.

Sementara itu, outlook dapat direvisi kembali menjadi stabil jika perusahaan mengeluarkan biaya investasi yang didanai oleh utang lebih tinggi dari yang diperkirakan, tanpa dikompensasi oleh kinerja bisnis yang lebih kuat.

"Peringkat juga dapat mengalami tekanan jika terjadi penurunan EBITDA yang material akibat rendahnya permintaan, yang berdampak pada pelemahan profil keuangan," pungkasnya.

PT AKR Corporindo Tbk bergerak dalam bisnis perdagangan dan distribusi bahan bakar serta kimia dasar di Indonesia. Melalui anak usahanya, Perusahaan juga bergerak dalam bidang usaha logistik, manufaktur, kawasan industri yang terintegrasi, dan pelabuhan.

Pada 30 September 2021, pemegang saham Perusahaan terdiri dari PT Arthakencana Rayatama (59,60 persen), manajemen Perusahaan (1,33 persen), saham treasuri (1,68 persen), dan publik (37,50 persen, masing-masing dengan kepemilikan di bawah 5 persen).

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Gerak Saham AKRA

Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pada penutupan perdagangan sesi pertama, saham AKRA melemah tipis 0,63 persen ke posisi Rp 790 per saham. Saham AKRA dibuka stagnan Rp 795 per saham.

Saham AKRA berada di level tertinggi Rp 805 dan terendah Rp 785 per saham. Total frekuensi perdagangan 3.321 kali dengan volume perdagangan 325.052. Nilai transaksi harian saham Rp 25,8 miliar.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya