Saratoga Investama Sedaya Cetak Laba Rp 24,89 Triliun, Tumbuh 182 Persen

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk mencatat laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk melonjak 182,02 persen menjadi Rp 24,89 triliun pada 2021.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 15 Mar 2022, 14:36 WIB
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) menanamkan investasi ke SIRCLO, startup solusi e-commerce di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) membukukan kinerja positif sepanjang 2021. Hal ini didukung perseroan membukukan net asset value (NAV) tertinggi sepanjang sejarah Saratoga Investama Sedaya terutama oleh peningkatan nilai pasar portofolio yang belum direalisasikan.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Selasa (15/3/2022),  PT Saratoga Investama Sedaya Tbk mencatat laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk melonjak 182,02 persen menjadi Rp 24,89 triliun pada 2021. Sebelumnya perseroan mencatat laba Rp 8,82 triliun.

Perseroan juga mencatatkan net asset value (NAV) tertinggi sepanjang sejarah perseroan sebesar Rp 56,3 triliun, terutama didukung peningkatan nilai pasar portofolio yang belum direalisasikan. Nilai itu meningkat 78 persen dari pada NAV Saratoga pada 2020 senilai Rp 31,7 triliun.

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk membukukan ekuitas Rp 56,01 triliun pada 2021. Ekuitas naik 78,41 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 31,39 triliun. Total liabilitas naik 40,6 persen menjadi Rp 5,13 triliun pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 3,65 triliun.

Perseroan kantongi kas dan setara Rp 462,11 miliar pada 31 Desember 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 430,60 miliar.

Presiden Direktur PT Saratoga Investama Sedaya Tbk, Michael William Soeryadjaya menuturkan, kemampuan perusahaan portofolio investasi Saratoga dalam mengoptimalkan peluang selama fase pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi COVID-19 pada 2021 menjadi kunci kinerja cemerlang perseroan.

Dengan didukung fundamental yang kokoh dan sektor bisnis yang strategis, mayoritas harga saham portofolio Saratoga mengalami kenaikan tinggi pada tahun lalu.

"Salah satu sumber pertumbuhan NAV Saratoga pada tahun lalu adalah lonjakan harga saham di hampir semua portofolio investasi kami terutama PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG), PT Adaro Energy Tbk. (ADRO), PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) dan PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. (MPMX),” ujar Michael melalui keterangan resmi di Jakarta, Senin, 14 Maret 2022.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Didukung Kenaikan Harga Saham

Papan elektronik menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan akhir tahun, IHSG ditutup melemah 0,95 persen ke level 5.979,07. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Michael menuturkan, kenaikan harga saham itu sejalan dengan kinerja keuangan yang juga semakin solid. Hal ini terbukti dari kontribusi perusahaan-perusahaan tersebut terhadap pendapatan dividen Saratoga yang mencapai Rp 1,65 triliun selama 2021, tumbuh 120 persen daripada 2020 sebesar Rp 750 miliar.

"Kami mengapresiasi langkah strategis dan taktis yang telah dilakukan sehingga mereka berhasil mengoptimalkan momentum pertumbuhan ekonomi yang terus membaik sejak tahun lalu. Ke depan, Saratoga akan terus terlibat aktif dalam proses pertumbuhan dan penguatan fundamental bisnis di setiap perusahaan investasi,” ujar Michael.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya