Liputan6.com, Jakarta - Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) hingga 15 Maret 2022, ada 363 subvarian Omicron BA.2 yang terdeteksi di Indonesia. Jumlah ini berasal dari 8.302 pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) yang dilakukan sejak Januari 2022.
"Sudah kami sampaikan, Omicron BA.2 sudah ada 363 varian, tapi memang jumlahnya lebih kecil BA.1. BA.1 yang mendominasi khususnya varian Omicron di Indonesia," kata Juru Bicara Kemenkes Siti Nadia Tarmizi saat konferensi pers Perkembangan COVID-19 di Indonesia di Gedung Kementerian Kesehatan Jakarta, Selasa (15/3/2022).
Advertisement
Pemantauan Subvarian yang dijuluki Omicron Siluman, lanjut Nadia, terus dilakukan. Terlebih subvarian tersebut menjadi salah satu pemicu peningkatan kasus COVID-19.
Hong Kong, Korea Selatan, dan Inggris termasuk tiga negara yang tengah terjadi kenaikan kasus lantaran penyebaran Omicron BA.2.
"Beberapa negara yang sedang kita amati dan pelajari tren penularan atau laju penularannya, seperti di Hong Kong, Korea Selatan, dan Inggris yang kita ketahui mengalami peningkatan kasus perawatan karena adanya peningkatan varian baru dari Omicron yaitu subvarian BA.2," katanya.
"Tentunya, kejadian ini perlu kita monitor dan pelajari, terutama karakteristik karakteristik Omicron BA.2," Nadia menambahkan.
Omicron BA.2 Lebih Cepat Menular
Demi kewaspadaan terhadap penyebaran Omicron BA.2, Siti Nadia Tarmizi menambahkan, masyarakat tetap harus mematuhi protokol kesehatan. Utamanya, penggunaan masker dan percepatan vaksinasi COVID-19.
"Hasil pengamatan kami hingga saat ini terkait karakteristik Omicron BA.2 ini memiliki tingkat transmisi yang tinggi atau lebih cepat menular serta tingkat keparahan apabila seseorang terinfeksi," tambahnya.
"Karena itu, kami selalu ingatkan untuk tidak pernah lelah dengan protokol kesehatan. Gunakan masker dengan benar serta segera melengkapi vaksinasi COVID-19."
Terkait vaksin COVID-19 apapun jenisnya yang digunakan di Indonesia masih sangat efektif untuk seluruh varian Omicron, baik BA.1, BA.1.1, BA.2 maupun BA.3.
"Prinsipnya, melengkapi vaksinasi 2 dosis. Dengan adanya penambahan vaksin dosis ketiga atau booster akan meningkatkan penambahan pertahanan kita, termasuk terhadap subvarian Omicron ini," pungkas Nadia.
Advertisement