Menkomarves Siap Tinjau Capaian Program Citarum Harum

Di akhir program Citarum Harum pada 2025, kualitas air Sungai Citarum diharapkan mencapai mutu air kelas II dengan Indeks Kualitas Air (IKA) 60 poin.

oleh stella maris diperbarui 15 Mar 2022, 16:48 WIB
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mendampingi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meninjau DAS Citarum, Selasa (7/9/2021). (Foto: Biro Adpim Jabar)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Pandjaitan akan meninjau progres pelaksanaan program Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum (PPK DAS Citarum), Selasa (15/3).

Diagendakan, Luhut akan meninjau lokasi IPAL Bojongsoang, Kolam Retensi Andir, dan Waduk Jatiluhur guna meninjau keramba jaring apung (KJA) dan eceng gondok. Kegiatan diperkirakan mulai 08.45-11.45 WIB. 

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat sekaligus Ketua Harian Sekretariat PPK DAS Citarum Prima Mayaningtias mengatakan, kunjungan Menkomarves bersamaan dengan momentum 4 tahun terbitnya Perpres Nomor 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum yang ditetapkan presiden tanggal 14 Maret 2018 lalu.

Pada tahun keempat ini, kata Prima, berdasarkan hasil evaluasi 2022 Sungai Citarum berada di level cemar ringan. Sementara di akhir program Citarum Harum pada 2025 kualitas air Sungai Citarum diharapkan mencapai mutu air kelas II dengan Indeks Kualitas Air (IKA) 60 poin.

Untuk diketahui di awal program pada 2018 IKA Citarum 33,43 termasuk cemar berat dan sejak 2020-2021 IKA Citarum (50-55) atau cemar ringan.

"IKA tersebut dicapai atas 12 program prioritas Citarum Harum," kata Prima, Senin (14/1).

Adapun ke-12 program Citarum Harum yaitu penanganan lahan kritis, penanganan limbah industri, penanganan limbah peternakan, penanganan air limbah domestik, pengelolaan sampah, pengendalian pemanfaatan ruang.

Juga pengelolaan sumber daya air dan pariwisata, penanganan keramba jaring apung, penegakan hukum, edukasi dan permberdayaan masyarakat, pengelolaan data informasi dan hubungan masyarakat, serta pengembangan penelitian.

Menurut Prima, Menkomarves akan meninjau instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) Bojong Soang kaitannya dengan penanganan limbah domestik atau rumah tangga di Kota Bandung.

Dikutip dari pambdg.co.id Instalasi Pengolahan Air Limbah Bojongsoang mulai beroperasi pada 1992, dengan sistem Kolam Stabilisasi Instalasi ini mempunyai luas area 85 hektare, terletak di antara dua desa yaitu Desa Bojongsoang dan Desa Bojongsari yang berlokasi di Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung.

IPAL Bojongsoang berfungsi untuk mengolah air limbah rumah tangga dari Kota Bandung yang bertujuan untuk menurunkan tingkat pencemaran sungai-sungai di Kota Bandung, di samping membantu mengurangi beban pencemar yang masuk ke sungai Citarum.

Jenis buangan rumah tangga yang diolah pada IPAL Bojongsoang adalah air limbah yang berasal dari kamar mandi, dapur dan pencucian. Limbah industri tidak dapat diolah pada instalasi pengolahan ini. Sumber limbah rumah tangga (limbah domestik ) yang masuk ke IPAL Bojongsoang dapat juga berasal dari hotel, restoran, mall, sekolah, rumah sakit , perkantoran dan sejenisnya.

"Di sana, Plt Wali Kota Bandung Yana Mulyana akan menjelaskan kondisi terkini IPAL Bojongsoang,"ucapnya.

Kemudian, kata Prima, Menkomarves akan meninjau langsung Kolam Retensi Andir yang saat ini sudah beroperasi. Di sana Wakil Menteri PUPR akan menerangkan progres Kolam Retensi Andir yang telah rampung dibangun BBWS Citarum sejak akhir 2021 lalu.

Untuk diketahui, Kolam Retensi Andir dirancang untuk mampu menampung genangan banjir sebanyak kurang lebih 137 ribu meter kubik. Banjir yang biasa menggenangi wilayah Dayeuhkolot dan Baleendah nantinya bisa diserap oleh kolam retensi, dan bisa dipompa kembali ke sungai setelah normal.

Kolam retensi Andir akan dibangun di lahan seluas 4,85 hektare dengan luas daerah tangkapan air (catchment area) 148,78 hektare, luas genangan 2,75 hektare, serta volume tampungan hingga 137,500 meter kubik.

Terakhir, kata Prima, Menkomarves akan mengunjungi kawasan Waduk Jatiluhur Purwakarta. Salah satunya meninjau pengolahan limbah di pabrik tektil. Lalu memantau kondisi KJA dan eceng gondok di sana.

"Nanti Pak Gubernur dalam hal ini, Komandan Satgas Citarum Harum akan memaparkan perkembangan Sungai Citarum dan capaian program Citarum Harum kemudian disambung dengan penjelasan dari WaDansatgas Citarum bidang ekosistem yang juga Pangadam III/Siliwangi serta penjelasan PJT II sebagai pengelola Waduk Jatiluhur," tuturnya.

 

(*)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya