Wisata Virtual ke 5 Candi di Yogyakarta, Begini Caranya

Wisata virtual bisa dilakukan ke lima candi di Yogyakarta hanya dengan memanfaatkan jaringan internet.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 17 Mar 2022, 06:00 WIB
Seorang warga beraktivitas di sekitar Candi Plaosan, Klaten, Jateng, Selasa (26/1/2016). Candi Plaosan diperkirakan dibangun pada masa pemerintahan Rakai Pikatan dari Kerajaan Mataram Hindu, yaitu pada awal abad ke-9 M. (Foto: Boy Harjanto)

Liputan6.com, Yogyakarta - Seiring perkembangan teknologi ditambah dengan kondisi pandemi Covid-19 membuat berwisata pun mengalami perubahan. Salah satunya, tren wisata virtual.

Masyarakat bisa wisata virtual candi di Yogyakarta hanya dengan memanfaatkan jaringan internet.

Berikut candi-candi di Yogyakarta yang dapat dinikmati secara virtual.

1. Candi Plaosan

Candi Plaosan merupakan bukti nyata bagaimana agama bisa hidup berdampingan dan harmonis di masa silam. Hal ini dibuktikan dengan proses pembangunan Candi Plaosan yang diketahui diprakarsai oleh Sri Kahulunnan atau Pramowardhani yang beragama Buddha dibantu oleh Rakai Pikatan yang beragama Hindu, yang juga merupakan suaminya.

Dulunya, Candi Plaosan ini merupakan tanah perdikan yang memerlukan dukungan dari wilayah di sekitarnya. Salah satu kebutuhannya adalah kebutuhan pangan yang didukung dari pesawahan di sekitarnya.

Sampai sekarang, lingkungan persawahan ini masih ada di kompleks Candi Plaosan. Secara arsitektur, Candi Plaosan ini merupakan sebuah kompleks percandian yang terdiri atas dua bangunan induk yang dikelilingi oleh 6 Candi Patok, 58 Candi Perwara dan 116 Stupa Perwara serta 1 bangunan Mandapa.

Pada beberapa candi perwara ditemukan tulisan-tulisan pendek yang memberikan indikasi bahwa bangunan tersebut merupakan sumbangan dari bawahan raja.

Objek wisata Candi Plaosan secara virtual dapat dikunjungi melalui link https://jogja360.net/candi/03/2021/virtual-tour-candi-plaosan/

Saksikan video pilihan berikut ini:


Candi Ijo

2.  Candi Ijo

Candi Ijo, demikian nama candi yang berada di Desa Groyokan, Kelurahan Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Sleman ini. Lokasinya, berada tak jauh dari objek wisata populer, Tebing Breksi.

Candi Ijo pertama kali ditemukan tanpa sengaja oleh seorang administrator pabrik gula Sorogedug yang bernama H.E Doorepaal pada tahun 1886. Waktu itu ia sedang mencari lahan bagi penanaman tebu.

Situs Candi Ijo yang terletak di bukit kapur ini menempati 11 teras dengan ketinggian berbeda-beda yang membujur dari barat ke timur. Candi Ijo berada pada sebuah puncak bukit kapur yang tidak subur dan merupakan situs dengan ketinggian dari permukaan laut paling tinggi dibandingkan situs-situs candi lain di kawasan Prambanan.

Terlihat bahwa Candi Ijo menempati suatu lahan yang bukan teruntuk bagi dewa karena menempati tanah yang tidak subur dan jauh dari mata air. Namun, justru inilah yang membuat Candi Ijo menjadi menarik dan unik.

Objek wisata Candi Ijo secara virtual dapat dikunjungi melalui link https://jogja360.net/candi/04/2021/virtual-tour-candi-ijo/

 


Candi Sambisari

3. Candi Sambisari

Candi Sambisari kali pertama ditemukan pada tahun 1966, ketika seorang petani sedang mencangkul tanah milik Karyowinangun. Saat itu, cangkul milik petani tersebut membentur struktur batu dengan ukiran yang merupakan bagian dari reruntuhan bangunan candi.

Berdasarkan arsitektur dan bentuk ornamennya, candi ini memiliki kemiripan dengan Candi Prambanan dengan latar belakang keagamaan bersifat Siwaistis. Terdapat sejumlah patung dewa Hindu dan terdapat Lingga dan Yoni di dalam candi utama.

Lingga adalah salah satu perwujudan dari Dewa Siwa, sementara Yoni merupakan perwujudan dari Sakti (istri Siwa).

Objek wisata Candi Sambisari secara virtual dapat dikunjungi melalui link https://jogja360.net/candi/06/2021/virtual-tour-candi-sambisari/


Candi Banyunibo

4. Candi Banyunibo

Candi Banyunibo merupakan kompleks percandian yang berada di Dusun Cepit, Kelurahan Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Candi ini dibangun di dataran yang dikelilingi oleh perbukitan di sebelah utara, timur, dan selatan.

Candi Banyunibo merupakan kompleks percandian berlatar belakang agama Buddha. Candi ini terdiri atas satu candi induk yang menghadap ke barat dan enam candi perwara yang berbentuk stupa disusun berderet, tiga candi perwara di sisi selatan, dan tiga candi perwara di sisi timur candi induk.

Tubuh candi induk berukuran lebih kecil dari kaki candi, sehingga di sekililing tubuh candi terbentuk lorong yang disebut selasar. Pada masing-masing sudut kaki candi induk dan di bagian tengah masing-masing sisi kaki candi (kecuali sisi sebelah barat), terdapat hiasan Jaladwara yang dipasang di lantai atas kaki candi berfungsi sebagai saluran air hujan.

Di sisi barat kaki candi terdapat tangga di tengahnya, berfungsi sebagai jalan masuk menuju bilik (ruangan) candi. Pada dinding penampil sebelah kanan terdapat relief sosok perempuan yang dikerumuni anak-anak yaitu Dewi Hariti (dewi kesuburan dalam agama Buddha), sedangkan relief di dinding kiri menggambarkan seorang pria dalam posisi duduk yaitu Vaisravana, suaminya Dewi Hariti.

Objek wisata Candi Banyunibo secara virtual dapat dikunjungi melalui link https://jogja360.net/candi/03/2021/virtual-tour-candi-banyunibo/


Candi Barong

5. Candi Barong

Candi Barong merupakan salah satu candi Hindu yang berada di atas bukit Batur Agung yakni sekitar 199,27 meter di atas permukaan laut. Secara administratif candi ini berada di Dusun Candisari, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan.

Keberadaan candi ini diketahui berdasarkan catatan Belanda yang disusun dalam ROD tahun 1915. Dalam catatan tersebut, candi ini disebut dengan nama Candi Sari Sorogedug.

Oleh masyarakat setempat, Candi Sari Sorogedug lebih lazim disebut Candi Barong, lantaran terkait adanya dekorasi Kala yang dalam bahasa Jawa diidentikkan dengan barongan.

Objek wisata Candi Barong secara virtual dapat dikunjungi melalui link https://jogja360.net/candi/04/2021/virtual-tour-candi-barong/

Penulis: Tifani

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya