Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia bidang Kebijakan Fiskal dan Publik Suryadi Sasmita menyebut, minyak goreng langka diakibatkan banyaknya orang yang panik dan menimbun. Ia menyebut dengan kebijakan terbaru pemerintah seharusnya tak terjadi kelangkaan.
“Mengenai minyak goreng sebetulnya demand and supply kalau menurut saya supply cukup tapi karena mereka jual di bawah harga sehingga banyak orang mencari kesempatan untuk menimbun atau mungkin lebih menyetok untuk dirumahnya masing-masing,” paparnya dalam konferensi pers, Selasa (15/3/2022).
Ia menyebut kepanikan ini yang membuat stok minyak goreng di pasaran menjadi sulit ditemui atau langka. Padahal, jika mengacu aturan Domestic Market Obligation (DMO) yang berlaku, seharusnya stok minyak goreng pun melimpah di pasaran.
“Ini kalau saya melihat ini semuanya karena kepanikan,” kata dia.
Sebagai solusinya, ia mengusulkan kepada pemerintah untuk harga minyak goreng ini diserahkan kepada mekanisme pasar. Dengan harapan pasokan di pasaran terpenuhi dan menutup ruang untuk oknum-oknum melakukan penimbunan.
“Tapi diberikan BLT (Bantuan Langsung Tunai untuk masyarakat bawah), jadi kita memikirkan bagaimana BLT-BLT ini untuk mereka ‘oh ada kenaikan’ ditambahin jadi yang kecil ini sudah tertolong,” katanya.
“kalau yang kecil tertolong, yang menengah keatas sudah tidak masalah,” imbuh dia.
Ia berharap pemerintah mau mendengatkan usulan dari Kadin Indonesia guna membantu BLT dan terus melakukan pemantauan terhadap pasokan dan permintaan.
Baca Juga
Advertisement
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Komitmen Menyelesaikan
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid menyampaikan pengusaha dan pemerintah perlu bersama-sama untuk mengatasi masalah ini.
“Yang penting komitmen dari semuanya untuk menyelesaikan masalah di dalam negeri, ini jadi komitmen teman-teman pengusaha semua,” katanya.
Ia menyebutkan, dalam proses adanya distorsi di pasar, dengan sendirinya akan terjadi penyesuaian termasuk soal harga. Ini pula yang disebut Arsjad perlu dilakukan antara pengusaha dan pemerintah.
“Apakah ada pengusaha yang nakal? secara menyeluruh tidak. tapi kalau ada yang bandel pasti ada aja yang bandel. tapi secara genaral punya pemikiran untuk memastikan bahwa domestik mendapatkan penyedeian minyak goreng,” katanya.
“Ini sedang berjalan, dan alami mendukung proses diskusi, sebentar lagi ada solusi yang akan diberikan untuk menyelesaikan masalah ini,” imbuh dia.
Advertisement