Liputan6.com, Jakarta Dalam berbagai kesempatan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati selalu berpesan untuk tidak pernah lelah mencintai Indonesia.
Kalimat tersebut diakui bendahara negara ini menjadi penyemangat sekaligus obat dikala dirinya lelah menghadapi berbagai masalah yang tak ada habisnya di negeri ini.
Advertisement
"Saya bilang gitu, sebagai upaya menghibur diri. Tetap kerjakan saja karena ini negara kamu sendiri," aku Sri Mulyani saat berbincang dengan para penerima beasiswa LPDP, Jakarta, Selasa (15/3).
Dia pun menceritakan awal mula munculnya kalimat motivasi tersebut. Sebelum menjadi birokrat, Sri Mulyani muda pernah menjadi mahasiswa yang kuliah di luar negeri dengan dana pas-pasan. Nasibnya dulu tidak jauh berbeda dengan para mahasiswa penerima beasiswa lainnya.
Tinggal di negeri orang rupanya membuat dirinya begitu merindukan Indonesia. Pendidikan pun diselesaikan secepatnya dengan harapan pulang membawa gelar Phd untuk mendapatkan pekerjaan yang layak di Tanah Air.
Namun, siapa sangka kepulangannya bertepatan dengan terjadinya krisis ekonomi 1997 dan 1998. Bayangan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak justru sirna. Berganti sengkarut kekacauan di sektor keuangan, ekonomi dan politik.
"Dalam situasi krisis ini kita sedih dan merasa Indonesia berantakan banget," kata dia.
Kala itu, menyalahkan pemerintah atas kekacauan yang ada menjadi sangat mudah. Namun dia mengaku tak mau terlena karena mencela tak akan ada habisnya dan tidak akan memperbaiki keadaan.
"Gampang buat mencela tapi susah buat memperbaikinya. Jalan yang paling mudah itu pasti diikuti banyak orang. Jalan sepi ini sulit diikuti orang, jalan sepi ini sedikit yang ngerjainnya," kata dia.
Sebagai ekonom, kala itu dia diminta para politisi untuk memberikan penjelasan terkait kondisi Indonesia. Saat itu dia dan timnya menyarankan untuk melakukan banyak perubahan, seperti mengusulkan agar Bank Indonesia menjadi independen dan sebagainya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Krisis
Sri Mulyani menyebut dalam setiap krisis yang dihadapi sangat mudah untuk melakukan perubahan atau perbaikan. Salah satunya lahirnya kebijakan 20 persen anggaran APBN untuk pendidikan, sehingga kebijakan ini sering disebut hasil dari reformasi Indonesia.
"Membenahi Indonesia saat krisis itu jalan sunyi, membenahi dengan ikhlas lebih sunyi lagi. Membenahi karena adanya cinta lebih sunyi lagi. Ini menunjukkan Anda punya kepedulian yang dalam dan ikhlas," katanya.
Dia tak menampik pernah berada dalam situasi yang sulit dan membuatnya lelah. Namun kecintaan kepada negara mengalahkan sekaligus menjadi motivasi. Untuk sampai pada titik ini katanya memang butuh pengorbanan yang melelahkan. Namun kepedulian yang besar menjadi obat dari lelah yang tak berkesudahan.
"Waktu dihadapkan dengan kondisi itu saya merasa terpanggil walau ternyata banyak alasan juga buat sebel. Pernah tidak kalian berada pada situasi itu, kita care sama orang yang begitu menyebalkan," katanya.
"Tapi memang mencintai itu butuh pengorbanan dan melelahkan, jadi saya bilang jangan pernah mencintai negeri ini itu sebagai penghiburan diri dan itu yang ingin saya wariskan," kata dia mengakhiri.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Advertisement