Bernama Hanya Satu Huruf, Begini Prestasi Anak-Anak Pasutri dari Banyuwangi

Meski memiliki nama pendek yakni hanya satu abjad bukan berarti prestasi anak pasangan Sukari dan Wahyuningsih sesingkat namanya.

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 16 Mar 2022, 22:11 WIB
Anak Sukari dari kanan J mengajak adiknya paling kecil N, Kemudian V menunjukan medali dan tropi piala yang diperolehnya selama ini. (Istimewa)

Liputan6.com, Banyuwangi - Keluarga pasangan Sukari (46) dan Wahyuningsih (36) mempunyai kebiasaan unik dalam hal memberi nama anak- anaknya. Pasangan suami istri asal Dusun Tanpa Lembu, Desa Temuasri, Kecamatan Sempu, Banyuwangi, ini memberi nama keempat anaknya hanya satu huruf atau satu abjad saja.

Anak pertama Sukari diberi nama V (16), Sedangkan anak kedua diberi nama J (11), Anak ketiga Bernama L (5), dan anak keempat Bernama N (2).

Meski memiliki nama pendek yakni hanya satu abjad bukan berarti prestasi sesingkat namanya. Buktinya anak pertama yakni V (16) dan J (11) pernah menyabet sejumlah piala bergengsi dari berbagai kejuaraan.

Saat duduk di bangku kelas 6 Sekolah Dasar, V berhasil menyabet juara 2 lomba Olimpiade IPA se- Banyuwangi pada 2017. Setahun berselang, V juga menyabet runner up lomba Sains yang diadakan salah satu mal di Banyuwangi.

Tak ingin kalah dengan sang kakak, kata Sukari, anak keduanya J, juga pernah menyabet gelar runner up. Berbeda dengan sang kakak yang moncer di bidang akademik, J memilih jalur non akademik yakni panahan untuk mengasah bakatnya.

"J dapat runner up di kelas panahan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tingkat kabupaten saat masih kelas 4 SD," kata Sukari Rabu (16/3/2022).

Menurut Sukari selain berprestasi di bidang akademik anak pertama yakni V, juga mahir dalam bidang catur. Namun karena harus latihan dan tanding keluar kota dirinya merasa was-was dan menyarankan untuk tidak melanjutkan bakat yang dimilikinya tersebut.

"Jauh jaraknya kalau latihan, harus keluar banyuwangi. Di sini pun kalau ada latihannya sampai malam, apalagi dia cewek jadi sering kepikiran kalau pulang larut malam,"  ungkapnya.

 


Belajar dari Youtube

Meski disarankan untuk berhenti, V pun tak pernah protes apalagi membantah nasihat sang ayah. Saat ini V pun lebih fokus belajar sekolah ketimbang menggeluti bakat caturnya.

Untuk J sendiri yang kini sudah menginjak bangku kelas 5 SD, masih tetap fokus menggeluti olahraga panahan. Meski kejuaraan  panahan masih rehat lantaran pandemi Covid-19, namun  J tetap serius untuk terus berlatih.

Dengan memanfaatkan halaman rumahnya untuk dijadikan gelanggang panahan,  J terus mengasah bakatnya setiap pulang sekolah. Metode pelatihannya pun J dapatkan dari platform YouTube.

"Pekarangan rumah sini sama sebagian di sekolah. Pakai papan kayu sama alat panah tradisional pas latihan dirumah," imbuhnya.

 "Persiapan mau ada kejuaraan dalam waktu dekat ini tepatnya tanggal 25-27, latihan terus digenjot. Berharap bisa dapat nomor kalau bisa ya juara satu,”pungkas Sukari

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya