Dampak Digitalisasi, Jumlah Pekerjaan Makin Berkurang

Digitalisasi menjadi tantangan di bidang ketenagakerjaan.

oleh Tira Santia diperbarui 16 Mar 2022, 12:40 WIB
Ketua Umum Kadin Indonesia 2021-2026 Arsjad Rasjid.

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Kamar Dagang Industri Indonesia (KADIN) Arsjad Rasjid, menyebut digitalisasi menjadi tantangan di bidang ketenagakerjaan. Pasalnya, jika adaptasi digitalisasi tidak dibarengi dengan solusi, maka akan mengurangi jumlah pekerja.

Arsjad percaya, digitalisasi memang akan membawa suatu perubahan bagi ekonomi Indonesia menjadi lebih kuat. Namun, tetap saja kita harus waspada dalam menghadapi tantangan digitalisasi.

“Semua akan beradaptasi dengan teknologi, ini positif juga tantangan, Tantangan pertama adalah jumlah pekerjaan akan mengurang, dengan adanya teknologi digitalisasi. Ini menjadi tantangan kita bersama bagaimana kita menciptakan lebih banyak lagi pekerjaan,” kata Arsjad dalam Rakernas Kadin Indonesia Bidang Ketenagakerjaan, Rabu (16/3/2022).

Oleh karena itu, untuk mengamankan dan menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan di era gempuran digitalisasi. Maka, peran investasi sangat penting, dengan masuknya investasi ke dalam negeri secara tidak langsung akan membuka lebih banyak lapangan pekerjaan.

“Makanya investasi sangatlah penting, supaya investor bisa aman harus kita jaga bersama. Karena semua negara ingin ada investasi, investasi akan lebih menciptakan banyak pekerjaan,” katanya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Tantangan

etua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid menyampaikan dukungan untuk penerapan aturan dalam Undang-undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP).

Lebih lanjut, Arsjad juga menyebutkan tantangan yang dihadapi Indonesia terkait perang Rusia dan Ukraina terhadap perekonomian Indonesia, khususnya berdampak pada meningkatnya biaya energi.

“Kita juga menghadapi tantangan baru yaitu perang Ukraina-Rusia, ini memang jauh tapi harus ada kewaspadaan untuk kita. Misalnya biaya energi naik, harga gas naik, harga batu bara naik, tapi ada positif buat Indonesia karena Indonesia ekspor komoditas tersebut,” kata Arsjad.

Meskipun dampak perang Rusia dan Ukraina berdampak positif untuk Indonesia, pasalnya harga beberapa komoditas energi naik, tapi di sisi lain biaya energinya juga naik. Tentu ini menjadi tantangan baru bagi Indonesia.

Tak hanya itu, tantangan lainnya adalah meningkatnya beberapa harga bahan pokok makanan yang tidak hanya terjadi di Indonesia tapi juga dunia. Di mana pada saat ini yang namanya harga bahan pokok makanan naik, salah satunya minyak goreng.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya