Liputan6.com, Jakarta - Sebagian masyarakat masih memercayai layanan salon atau tempat praktik abal-abal untuk melakukan perawatan gigi. Padahal, satu-satunya tempat perawatan gigi yang aman hanyalah di ahli atau dokter gigi.
“Cara aman perawatan gigi ya ke dokter gigi, kita punya alatnya. Semua alat kedokteran itu sudah melewati berbagai macam uji coba sebelum akhirnya dipakai oleh manusia,” kata dokter gigi Belinda Chandra Hapsari kepada Health Liputan6.com, Selasa (15/3/2022) melalui pesan suara.
Advertisement
Jika masih nekat melakukan perawatan gigi di sembarang tempat maka bisa berdampak negatif pada kesehatan gigi. Pasalnya, gigi adalah organ tubuh yang sama pentingnya dengan organ lain.
“Diingat saja bahwa gigi itu adalah organ tubuh dan organ tubuh ini setara dengan yang namanya mata, jantung, hati, lambung, pankreas, paru-paru.”
Bedanya, lanjut Belinda, ketika organ lain rusak, masih ada kemungkinan untuk disembuhkan atau organnya bisa membaik dengan sendirinya. Namun, jika gigi rusak, maka tidak dapat kembali lagi.
“Jadi harus bijaksana dalam memilih perawatan gigi dan kuncinya adalah pergi ke yang memang punya wewenang dan kompetensi dalam menangani gigi yakni di dokter gigi.”
Simak Video Berikut Ini
Jangan Memaksakan Diri
Belinda juga menanggapi terkait video yang viral di Twitter. Video tersebut berisi seorang perempuan yang giginya dikikir menggunakan mini drill.
Menurut pengunggah, operator yang bukan dokter gigi tengah melakukan reparasi gigi dengan mengikir tambalan untuk kemudian ditambal ulang dan dipasangkan veneer.
Belinda mengimbau untuk tidak memaksakan diri untuk mengikuti tren hingga mempertaruhkan kesehatan gigi.
“Jangan terlalu maksain diri untuk ngikutin tren tapi menggadaikan kesehatan diri sendiri.”
Advertisement
Sangat Berbahaya
Disebut menggadaikan kesehatan diri sendiri lantaran proses pembongkaran tambalan gigi yang terlihat di video yang beredar dinilai sangat berbahaya.
“Jelas sangat berbahaya, pertama operatornya bukan seorang dokter gigi, kedua dari sisi sterilitas, operatornya tidak menggunakan sarung tangan,” kata Belinda.
Ia menambahkan, jika operator tidak menggunakan sarung tangan, maka prinsip sterilitas sudah dilanggar. Pasalnya, sarung tangan dan alat pelindung diri lain itu bukan hanya untuk melindungi pasien tapi operatornya juga. Ini adalah upaya mengantisipasi menyebarnya penyakit menular.
Dari sisi alat, mini drill yang digunakan operator pada prinsipnya sama dengan handpiece yang digunakan dokter gigi, tapi rotasi atau perputaran alatnya berbeda.
“Jadi kalau handpiece yang kita pakai di kedokteran gigi kan itu sudah diatur dengan kecepatan yang memang tidak membahayakan pasien.”
Banyak orang menganggap gigi itu benda mati, lanjutnya. Anggapan itu salah, sebenarnya gigi adalah organ yang hidup. Di dalam gigi ada pulpa yang berisi saraf dan pembuluh darah.
“Saraf dan pembuluh darah ini kalau kena mini drill dengan perputaran yang tidak diatur maka akan menimbulkan panas dan dapat menginfeksi pulpa. Efeknya, pasien merasa ngilu dan bisa menyebabkan kematian pulpa, ini bisa menimbulkan masalah lain,” katanya.
Infografis 3 Kombinasi Vaksin Booster COVID-19 Januari 2022
Advertisement