Liputan6.com, Berlin - Beberapa negara Eropa telah mengalami peningkatan jumlah infeksi COVID-19 setelah pelonggaran pembatasan pandemi. Padahal, banyak ahli memperingatkan konsekuensi parah jika melepaskan semua aturan dari pembatasan terlalu dini, terutama dengan penyebaran subvarian omicron yang lebih menular.
Dikutip dari laman Xinhua, Rabu (16/3/2022), Menteri Kesehatan Belanda Ernst Kuiper mengumumkan bahwa pemerintah akan semakin mengurangi aturan COVID-19.
Baca Juga
Advertisement
Kewajiban masker di angkutan umum akan segera dihilangkan. Saran untuk bekerja dari rumah juga akan dibatalkan. Kewajiban untuk hasil test negatif tidak lagi diperlukan pada acara dengan lebih dari 500 peserta.
Di Inggris, mulai pukul 4 pagi waktu setempat pada Jumat 18 Maret mendatang, semua pembatasan perjalanan COVID-19 akan dicabut, termasuk formulir pencari penumpang untuk kedatangan ke negara itu.
Prancis juga mulai mencabut pembatasan izin vaksin wajib dan masker di area dalam ruangan pada 14 Maret 2022.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Mandat Vaksin di Austria
Pada 9 Maret, pemerintah Austria menangguhkan mandat vaksinasi wajib, yang telah berlaku sejak awal Februari.
Negara itu mencabut sebagian besar pembatasan COVID-19 mulai 5 Maret, menghapus persyaratan masuk seperti vaksinasi, pemulihan dari virus, atau hasil tes negatif, di sebagian besar tempat.
Kementerian Kesehatan Spanyol telah menginformasikan bahwa mereka sekarang akan memperbarui jumlah kasus dan kematian COVID-19 baru dua kali seminggu, bukan setiap hari kerja.
Jerman juga melakukan penghapusan sebagian besar tindakan perlindungan COVID-19 mulai 20 Maret. Orang-orang hanya akan diharuskan memakai masker di rumah sakit, fasilitas perawatan, dan transportasi umum.
Advertisement