Liputan6.com, Jakarta - Keberadaan kendaraan listrik di Indonesia, diyakini akan terus berkembang pesat. Tidak hanya soal produknya saja, tapi juga faktor pendukung lainnya, termasuk ketersediaan baterai dengan investasi dan pembangunan pabrik yang akan dilakukan oleh berbagai merek di Tanah Air.
Terkait perkembangan kendaraan listrik, Indonesia memang menargetkan penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 29 persen secara mandiri atau 41 persen jika mendapat dorongan internasional. Dalam rangka mendukung upaya penurunan karbon tersebut, berbagai kebijakan telah diberikan oleh pemerintah.
Advertisement
Kebijakan yang diberikan, antara lain Peraturan Pemerintah nomor 73 2019, sebagaimana telah diubah melalui Peraturan Pemerintah no 74 tahun 2021 tentang PPnBM, dalam regulasi ini memberikan dasar PPnBM 0% bagi Kendaraan listrik yang memenuhi TKDN.
Kedua, Peraturan Presiden no 55 tahun 2019 mengenai program percepatan KBL Berbasis Baterai untuk transportasi Jalan, dalam regulasi ini diatur berbagai landasan insentif fiskal dan non fiskal bagi percepatan industrialisasi KBL Berbasis Baterai. Ketiga, Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 36 tahun 2021 mengenai Kendaraan Emisi Karbon rendah (Low Carbon Emission Vehicle).
Terakhir, Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 7 tahun 2022 mengenai Keteruraian CKD-IKD KBL Berbasis Baterai.
Agus Gumiwang kartasasmita, Menteri Perindustrian, juga mendorong pabrikan yang dalam hal ini adalah Honda Prospect Motor untuk dapat mendukung upaya pemerintah dalam menghadirkan produksi kendaraan emisi rendah karbon.
"Khususnya, kendaraan elektrifikasi, yang dimulai dari hybrid sampai dengan listrik," ujar Agus, di sela-sela pelepasan ekspor perdana all new Honda BR-V, Rabu (16/3/2022).
Pada prinsipnya pemerintah terbuka dengan perkembangan teknologi. Terutama, untuk industri otomotif yang bertujuan menekan angka emisi, agar terciptanya lingkungan yang lebih ramah dan bersih.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tanggapan Honda
Sementara itu, memanggapi pernyataan sang menteri, Yusak Billy, Business Innovation and Sales & Marketing Director PT HPM menjelaskan, pihaknya terus mempelajari keinginan konsumen seperti apa, terkait model elektrifikasi yang akan dihadirkan di Indonesia.
"Dari hybrid sampai BEV (battery electric vehicle) kami semua punya. Kami sedang pelajari demand masyarakat seperti apa," pungkas Billy.
Advertisement