Liputan6.com, Jakarta Gunung Lawu Jawa Timur tak hanya menyimpan keindahan alam dan menjadi pilihan pendaki. Ada potensi hasil bumi yang tersembunyi dan terbilang langka.
Pemkab Magetan Jawa Timur tengah mendata pohon kopi yang berada di kawasan hutan Gunung Lawu. Pohon kopi peninggalan Belanda tersebut jenis Liberica dan berpotensi dikembangkan menjadi desa devisa.
"Ternyata kopi nangka itu ada. Hasil pendataan sementara, di Desa Sukowidi Kabupaten Magetan itu ada sekitar 120-an pohon. Belum di Desa Ngiliran, Bedagung, dan Tapak juga ada," ujar Camat Desa Panekan Kabupaten Magetan, Dicong Maleleh dilansir Antara, Selasa (16/3/2022).
Baca Juga
Advertisement
Dia menyebutkan, sejumlah desa di Kecamatan Panekan terdapat ratusan warga yang masih memelihara pohon kopi Liberica. Dia mengatakan, masyarakat di Kecamatan Panekan sebenarnya lebih suka menanam kopi jenis robusta atau arabika.
Hal itu dikarenakan produktivitas kedua jenis kopi tersebut lebih banyak dibandingkan kopi Liberika atau kopi nangka jenis excelsa. Kopi jenis Liberica memiliki pohon yang menjulang tinggi dan biji buah atau biji kopi lebih kecil dibandingkan jenis robusta atau arabika.
"Karena menjulang tinggi, banyak yang ditebangi pohonnya. Selain itu, buahnya besar tapi biji kopinya kecil, sehingga warga enggan menanam kopi tersebut," kata Dicong.
Saat ini sejumlah pemuda Karang Taruna di Desa Sukowidi mulai melakukan pengembangan bibit kopi Liberica untuk ditanam kembali. Dengan harapan, pohon tersebut dapat ditanam dan dikembangkan lebih banyak.
Gubernur Jawa Timur Khofifah sebelumnya telah berkunjung ke Kabupaten Magetan untuk melihat potensi kopi Liberica. Kelangkaan pasokan kopi tersebut di pasar dunia menurut Gubernur bisa menjadi produk unggulan Kabupaten Magetan melalui desa devisa.