Kemkominfo: Operator Harus Jamin Layanan Tak Terganggu Saat 3G Dimatikan

Kemkominfo meminta agar penghapusan 3G tidak mengganggu layanan telekomunikasi yang dinikmati pelanggan.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 16 Mar 2022, 17:00 WIB
Ilustrasi Foto Jaringan Telpon Seluler atau HP 4G dan 5G. (iSrockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Operator seluler Telkomsel dan XL Axiata menjadwalkan penghapusan layanan 3G di Indonesia bakal selesai dilakukan pada akhir 2022.

Dengan penghapusan 3G, operator bisa menggunakan spektrum frekuensi yang semula dipakai menggelar 3G untuk mengaplikasikan teknologi jaringan terbaru untuk meningkatkan kualitas internet 4G dan memperluas cakupan 5G.

Terkait hal tersebut, Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kemkominfo, Ismail, meminta agar penghapusan 3G tidak mengganggu layanan telekomunikasi yang dinikmati pelanggan. Ismail juga meminta operator menjamin agar layanan tetap tersedia di tengah proses 3G shutdown.

"Kalau operator mau menghentikan 3G, masyarakat harus dijamin layanannya tersedia dan terjangkau biayanya," kata Ismail, dalam diskusi Forum IndoTelko, Rabu (16/3/2022).

Lebih lanjut Ismail mengatakan, diperlukan kajian sebelum mematikan 3G. Sebab, menurut riset, pengguna layanan 3G di Indonesia masih ada.

Ismail mengutip data OpenSignal, di Indonesia 116,8 persen pelanggan operator seluler tidak memiliki perangkat yang menunjang 4G meski wilayah mereka sudah dilayani 4G. Selain itu 10,9 persen pelanggan belum teraliri layanan internet 4G.

Untuk itulah, meski secara regulasi sudah menganut azas teknologi netral, Kemkominfo mengimbau operator mendalami data-data kuantitatif yang ada.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Minta Penghapusan 3G Tak Rugikan Pelanggan

Ilustrasi Foto Jaringan Telpon Seluler atau HP 4G dan 5G. (iSrockphoto)

"Jangan sampai suatu keputusan merugikan masyarakat. Kami ingin mendapatkan laporan dari operator supaya kualitas layanan bisa ditingkatkan. Penghentian 3G dilakukan secara baik, karena sudah mengkaji berbagai aspek," katanya.

Sekadar informasi, pemerintah memang memiliki rencana menjadikan 4G sebagai tulang punggung konektivitas di Indonesia. Untuk itu, sebelumnya Menkominfo Johnny G. Plate meminta operator seluler untuk mengkaji rencana penghapusan 3G yang dinilai sudah tidak efisien dan efektif di tengah keterbatasan spektrum frekuensi.

Dalam data Kemkominfo, menurut Ismail, pemanfaatan telekomunikasi di tengah masyarakat kian tinggi pasca pandemi Covid-19.

Saat itulah, operator berlomba menyediakan berbagai layanan untuk mendukung aktivitas sosial-ekonomi yang bisa dijalankan melalui ruang digital, berbasis jaringan broadband.

"Jaringan broadband atau pita lebar di Indonesia dimanfaatkan operator dengan menyediakan layanan paralel (dipakai bersama-sama) dari 2G, 3G, 4G, hingga 5G. Hal ini menimbulkan masalah biaya bagi operator dari sisi jaringan, sumber daya manusia, dan upaya mempersiapkan ekosistem pendukungnya," kata Ismail.

 


Keterbatasan Spektrum Frekuensi

Ilustrasi Internet, Wifi, Jaringan (Photo created by macrovector on Freepik)

Masalah keterbatasan spektrum frekuensi pun jadi perhatian bagi operator dan pemerintah. Kemkominfo sebelumnya memberi kebebasan bagi operator untuk memilih teknologi apa yang dipakai dalam melayani kebutuhan masyarakat melalui azas teknologi netral.

"Ketika spektrum frekuensi terbatas harus dimanfaatkan operator secara efektif dan efisien, kalau dipakai untuk menjalankan serentak 3G dan 4G, maka akan menambah beban baru bagi operator," ujarnya.

Meski begitu, ia menilai masyarakat sebagai pelanggan tidak akan peduli jenis jaringan seluler yang dipakai operator. Menurutnya, konsumen hanya ingin layanan telekomunikasi tersedia di mana saja dengan kualitas yang baik, dan tarif yang terjangkau.

(Tin/Ysl)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya