Misinformasi Covid-19 Alami Penurunan Sejak Perang Rusia-Ukraina

Masifnya penyebaran misinformasi terkait Covid-19 kini semakin meredup akibat tren misinformasi terkait perang antara Rusia dan Ukraina.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Mar 2022, 19:00 WIB
Ilustrasi hoaks

Liputan6.com, Jakarta - Masifnya penyebaran misinformasi terkait Covid-19 makin meredup akibat tren misinformasi terkait perang antara Rusia dan Ukraina. Hal ini diungkap oleh David Fismam, seorang epidemiolog sekaligus dosen di Universitas Toronto, Kanada.

Dilansir dari The Guardian, ia adalah salah satu epidemiolog yang vokal dalam menyajikan informasi tentang Covid-19 di akun media sosialnya. Biasanya pernyataannya tersebut selalu diserang oleh warganet. Namun, akhir-akhir ini frekuensi warganet yang menyerangnya justru mengalami penurunan.

Peristiwa ini menurutnya, disebabkan oleh invasi Rusia terhadap Ukraina. Rusia amat gencar dalam memberi informasi dari sudut pandangnya ke masyarakat. Sedangkan Ukraina, memanfaatkan media sosialnya untuk melawan narasi misinformasi yang tersebar di seluruh dunia.

Ditambah pula semakin munculnya teori konspirasi Tatanan Dunia Baru yang semakin mengerucut terhadap Ukraina.

"Kami melihat adanya pergeseran pola disinformasi yang mengarah ke Ukraina," ujar Joel Finkelstein, Kepala Bidang Sains dan co-founder dari Network Contagion Research Institute di Universitas Rutgers.

Joel melihat tren aktivitas daring yang meningkat sebanyak 20% sejak invasi Rusia dilakukan. Persebarannya  biasanya ditemukan di Telegram, WhatsApp, dan Viber.

Salah satu aktivitas yang dilakukan akun-akun tersebut adalah menyebarkan tautan menuju situs yang kerap menyajikan narasi palsu. Situs-situs ini yang menyulitkan masyarakat untuk mampu mengidentifikasi mana yang palsu dan mana yang benar.

Konspirasi teori tentang Tatanan Dunia Baru akan berlangsung dalam jangka waktu yang panjang karena ini menyangkut seluruh dunia dan dapat beradaptasi sesuai peristiwa yang terjadi.

Maka dari itu, diperlukan adanya aturan secara global yang mengatur tentang bagaimana cara mengidentifikasi disinformasi. Penguatan literasi media dan pola pikir kritis juga diperlukan di era sekarang.

Penulis: Viona Pricilla/Universitas Multimedia Nusantara

Sumber: https://www.theguardian.com/media/2022/mar/04/bot-holiday-covid-misinformation-ukraine-social-media

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya