Bangun Desa Wisata Berbasis Maritim Wajah Baru Kawasan Pesisir Cirebon

Diharapkan peresmian Desa Wisata Dewi Ikan menjadi prototype yang bisa dilakukan oleh seluruh Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Kommari di Indonesia

oleh Panji Prayitno diperbarui 19 Mar 2022, 12:00 WIB
Penanaman satu juta mangrove di kawasan Desa Wisata Dewi Ikan Desa Kalipasung Kabupaten Cirebon. Foto (Liputan6.com/Panji Prayitno)

Liputan6.com, Cirebon - Konsep pembangunan desa wisata tengah gencar dilakukan dalam upaya menopang perekonomian daerah.

Tak sedikit masyarakat desa yang mulai menggagas desa wisata. Salah satunya di Desa Wisata Dewi Ikan Kalipasung Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon.

Bersama dengan Komunitas Maritim Indonesia (Kommari), gagasan desa wisata ini mengusung tema maritim dengan mengelilingi tanaman mangrove.

"Salah satu program yang digagas Kommari ialah dengan membangun Desa Wisata Dewi Ikan yang harapannnya dapat menyinkronkan antara pariwisata bahari dan sektor perikanan untuk mengangkat kesejahteraan masyarakat," kata Ketua Umum Kommari Henry Sutioso di sela-sela launching Desa Wisata Dewi Ikan di Kalipasung, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon, Rabu (16/3/2022).

Menurut dia, kolaborasi dalam membangun desa wisata tersebut dapat membuka pandangan tentang kehadiran Kommari. Henry mengaku siap bersinergi dengan masyarakat pesisir Cirebon membangun desa wisata yang lain.

“Termasuk sinergi dengan pemerintah, pusat dan daerah," kata Henry.

Dia menyebutkan, sejauh ini, Kommari sudah sinergi dengan lima mitra. Namun, baru Cirebon yang dikatakan siap untuk mengembangkan desa wisata bidang maritim.

Oleh karena itu, dia berharap peresmian Desa Wisata Dewi Ikan menjadi prototype yang bisa dilakukan oleh seluruh Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Kommari di Indonesia

“Kami ingin terus mengalir, bergulir dan makin menyatu untuk sejahtera bersama masyarkat maritim,” jelasnya.

Saksikan video pilihan berikut ini


Nelayan

Suasana Wisata Dewi Ikan di Desa Kalipasung Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Selain membangun desa wisata, Henry menyebutkan sudah bekerja sama dengan nelayan untuk membeli hasil tangkapan. Kerjasama juga dilakukan dengan para pelaku usaha akuakultur.

"Untuk akuakultur kita sudah membangun bioflok di tahun 2019, hanya saja belum ada scale up yang baik. Harapan kami ke depan aka nada scale up yang baik untuk program akuakultur,” imbuh dia.

Pada peringatan hari jadi yang ketiga tahun tersebut, Henry menyatakan ada empat pondasi untuk mencapai masyarakat dengan pemanfaatan potensi sumber daya maritim.

Yakni, mewujudkan masyarakat dan Industri Kelautan yang maju dan berkeadilan berlandaskan ekonomi kerakyatan. Kemudian mewujudkan masyarakat maritim yang produktif dan berdaya saing agar dapat dengan kokohmenopang kekuatan ekonomi Indonesia.

Pondasi ketiga mewujudkan penguatan Kemitraan stakeholders Maritim dengan pola menguatkan yang lemah tanpa Melemahkan yang kuat.

"Yang keempat mengkaji dan menumbuhkembangkan Bisnis Maritim yang bersinergi bagi pemerintah, masyarakat dan industri," ujar dia.

Masih kata Henry, keempat fondasi tersebut sudah sangat tepat untuk mendorong terwujudnya Kesejahteraan dalam program Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia.

“Dengan kegiatan membangun Desa Wisata Dewi Ikan ini membuktikan kitab isa bersinergi dengan semuanya termasuk dengan pemerintah,” sambung Henry.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya