Investor Domestik Mendominasi, Hary Tanoe Sebut Pasar Modal Indonesia Makin Sehat

Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo (Hary Tanoe) menuturkan, pasar modal dan iklim investasi Indonesia makin sehat.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 17 Mar 2022, 15:18 WIB
Layar sekuritas menunjukkan data-data saat kompetisi Trading Challenge 2017 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (7/12). Kompetisi Trading Challenge 2017 ini sebagai sarana untuk menciptakan investor pasar modal berkualitas. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo (Hary Tanoe) sebut pasar modal Indonesia alami pertumbuhan.

"Yang menarik lagi pasar modal Indonesia mengalami pertumbuhan memberikan return positif selama 10 tahun terakhir dan masuk top 20 Dunia,” ujar dia saat acara Macro Day MNC Group Investor Forum 2022 secara virtual, Kamis (17/3/2022).

Dia juga mengatakan, hal tersebut merupakan prestasi yang sangat baik. Selain itu, pasar modal Indonesia juga mencatatkan pertumbuhan investor.

"Jumlah investor meningkat menjadi 8,1 juta investor yang terdaftar di pasar modal per Februari 2022 meningkat lebih dari hampir 9 kali lipat dibandingkan tahun 2016,” ujar dia.

Hary Tanoe juga menambahkan, hanya dengan kurun waktu kurang lebih 6 tahun meningkatnya hampir 9 kali lipat sangat tinggi. Hal itu menunjukkan minat di pasar modal semakin meningkat.

Masih dalam kesempatan yang sama, Hary Tanoe juga sebut pasar modal Indonesia juga makin sehat dengan indikasi pemain investor domestik yang  semakin mendominasi. 

"Jadi per februari 2022 persentase saham yang dimiliki investor domestik mencapai hampir 59 persen, sedangkan asing 41 persen," ungkapnya.

"Ini indikasi yang sangat positif, intinya pasar modal dan iklim investasi di Indonesia makin sehat,” ia menambahkan.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Hary Tanoe Optimistis Pertumbuhan Pasar Modal Indonesia

Pialang memeriksa kacamata saat tengah mengecek Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, pandemi COVID-19 yang terjadi sejak tahun lalu menuntut sebagian besar perusahaan untuk beralih ke sistem digital. Hal ini tak terlepas dari pencegahan penularan virus yang sebabkan COVID-19 dan kebutuhan masyarakat untuk beraktivitas.

Sadar akan perubahan ini, Executive Chairman of MNC Group Hary Tanoedoedibjo (Hary Tanoe) menyebut, bisnis yang enggan beralih ke sistem digital akan tumbang karena tak mampu beradaptasi dengan kebutuhan konsumen.

"The Next Market Mover berarti melihat perusahaan yang mampu beradaptasi secara digital selama pandemi Covid-19 ini. Saya sangat optimistis perkembangan pasar modal Indonesia ke depannya masih dapat tumbuh. Kita akan melihat emiten yang mampu bertahan adalah emiten yang bisa beradaptasi dengan keadaan New Normal,” kata Hary.

Untuk MNC Grup, Hary menyebut, pelopor digitalisasi ialah MNC Trade. Siap berganti nama menjadi Motion Trade, perusahaan ini akan menjadi digital financial service untuk MNC grup.

"Rencananya bulan depan Motion Bank akan meluncurkan virtual VISA dan Mastercard. Nantinya kartu kredit tidak lagi berbentuk kartu fisik melainkan virtual," ujarnya.

Selain itu, MNC juga akan mengubah sistem asuransi. Telah mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK),  digital insurance bernama Motion Insurance akan dirilis pada Agustus 2021.

"Kami juga segera merilis Motion Credit, yakni platform pinjaman online. Masyarakat yang membutuhkan dana bisa langsung mengajukan pinjaman via aplikasi. Sistem ini akan dilengkapi oleh artificial intelligence untuk kredit scoring," tuturnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya