Liputan6.com, New York - Beredar kabar dari Kremlin bahwa ada laboratorium AS serta ancaman kimia, biologi, radiologi, dan nuklir (CBRN) di Ukraina. Kedutaan Besar AS pun merespons perihal tersebut.
"Hal itu merupakan contoh terbaru dari disinformasi yang telah berulang kali dibantah selama bertahun-tahun di Ukraina dan di seluruh dunia. Rusia, dan sebelumnya, Uni Soviet, telah lama menuduh Barat atas tindakan terkait CBRN yang dilakukan. Menggunakan jaringan juru bicara resmi, media milik pemerintah, situs proxy, dan media sosial, Rusia berupaya mengeksploitasi ketakutan dan membuat sensasi terkait ancaman dengan menyebarkan disinformasi," jelas pihak Kedutaan AS seperti tertuang dalam keterangan tertulis yang dikutip Kamis (17/3/2022).
Advertisement
Menurut AS, Kremlin telah meningkatkan kampanye disinformasi CBRN, dengan amplifikasi dari Republik Rakyat China (RRC), menduga bahwa laboratorium yang dimiliki dan dioperasikan negara asing yang bekerja dalam Program Kerjasama Mengurangi Ancaman (Cooperative Threat Reduction/CTR) Departemen Pertahanan AS adalah fasilitas senjata biologis.
Padahal, jelas pihak AS, laboratorium-laboratorium tersebut sejatinya digunakan untuk tujuan damai, memainkan peran yang sangat penting dalam penghancuran senjata kimia di Suriah dan Libya, mengurangi ancaman oleh aktor negara atau non-negara yang mendapatkan atau mengembangkan senjata kimia dan biologi, dan juga untuk perang melawan pandemi COVID- 19.
Para peneliti independen secara otoritatif telah membantah klaim palsu ini.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kebenaran Vs Disinformasi Rusia
Menurut pihak AS, kebenaran telah melucuti senjata disinformasi Rusia.
Kremlin menciptakan dan menyebarkan disinformasi dalam upaya untuk merancukan dan membingungkan masyarakat terkait aksi-aksi Rusia yang sebenarnya di Ukraina, Georgia, dan di tempat lainnya di Eropa. Karena kebenaran tidak berpihak pada Kremlin, dinas intelijen Rusia membuat, menugaskan, dan memengaruhi situs web yang berpura-pura menjadi media peberitaan untuk menyebarkan kebohongan dan menabur perselisihan.
Disinformasi adalah cara yang cepat dan cukup murah untuk menggoyahkan masyarakat dan menyiapkan panggung untuk aksi militer potensial. Meskipun telah diekspos karena terlibat dalam kegiatan memfitnah ini berkali-kali, Rusia meneruskan upaya menentang norma-norma internasional dan stabilitas global.
Advertisement