Laba Alkindo Naratama Naik 50 Persen pada 2021

Alkindo Naratama (ALDO) berharap tren positif dapat terus berlanjut ke depan seiring prospek cerah industri kertas daur ulang dan pengemasan di Indonesia.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Mar 2022, 18:31 WIB
PT Alkindo Naratama Tbk (ALDO) produksi brown paper dari bahan daur ulang (Dok: Alkindo Naratama)

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan yang bergerak pada bisnis kertas dan bahan kimia yang terintegrasi, PT Alkindo Naratama Tbk (ALDO) membukukan laba bersih sebesar Rp 75,8 miliar pada 2021 naik 50 persen dibanding periode sama tahun lalu Rp 50,6 miliar.

Hal tersebut disampaikan Presiden Direktur Alkindo Naratama H. Sutanto melalui siaran persnya yang diterima Liputan6.com, Kamis, 17 Maret 2022.

Laba bersih tersebut dihasilkan dari  meningkatnya pendapatan Alkindo Naratama sebesar 32 persen menjadi Rp 1,46 triliun pada 2021.

Sementara itu, total liabilitas naik menjadi Rp 507,40 miliar pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 363,42 miliar. Total ekuitas bertambah menjadi Rp 703,40 miliar pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 590,12 miliar.

Perseroan mencatatkan aset naik menjadi Rp 1,21 triliun pada 2021 dari periode 2020 sebesar Rp 953,55 miliar. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 96,16 miliar pada 2021.

"Kami bersyukur ALDO dapat melampaui proyeksi pertumbuhan penjualan dan laba pada tahun 2021," kata Susanto.

Sutanto berharap tren positif Perseroan dapat terus berlanjut ke depannya seiring prospek cerah industri kertas daur ulang dan pengemasan di Indonesia. Selain itu peluang yang masih luas juga ada di industri Polimer Berbasis Air.

Sepanjang 2021, bisnis sub-grup Kertas Perseroan menjadi kontributor utama pendapatan Alkindo dengan kontribusi 65 persen, yang sebanyak 38 persen berasal dari ECO Paper dan sebanyak 27 persen dari Alkindo. Sedangkan sub-grup Kimia Perseroan menyumbang sisanya sebesar 35 persen (17 persen Swisstex, 18 persen ALFA).

"Sub-grup Kertas telah mendominasi penjualan bersih Alkindo sejak akuisisi ECO di tahun 2019. Penjualan di tahun 2021 masih didominasi oleh pasar domestik sebesar 95 persen dan sisanya 5 persen untuk pasar ekspor," kata Susanto.

Sutanto menambahkan pencapaian kinerja Alkindo tak lepas dari inovasi dan strateginya untuk mengikuti perubahan tren pasar serta memenuhi kebutuhan industri.

Sejak dua tahun terakhir, Alkindo telah masuk ke industri kemasan makanan (paper box) dan tas berbahan baku kertas (paper bag) untuk mendukung pasar FMCG, food and beverages (F&B) dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang tumbuh signifikan di masa pandemi.

Dari sub-grup Chemical Alkindo yang terdiri dari PT Swisstex Naratama Indonesia (Swisstex) dan PT Alfa Polimer Indonesia (ALFA),  tetap memberi keuntungan dan dukungan positif bagi kinerja Akindo di masa depan.

Selain itu, Alkindo telah rampung melakukan peningkatan kepemilikan saham di kedua anak usaha tersebut dari masing-masing sebesar 51 persen menjadi 99 persen, sehingga tahun ini Alkindo optimis kontribusi  dari sub-group chemical akan mendorong pertumbuhan kinerjanya lebih baik lagi.

Total penjualan dari anak usaha PT Swisstex Naratama Indonesia (Swisstex) yang bergerak pada segmen kimia tekstil pada tahun lalu mencapai sebesar Rp243 miliar, atau turun 4 persen secara tahunan (year on year/YoY).

Sementara penjualan segmen Polimer dari anak usaha PT Alfa Polimer Indonesia (ALFA) mencapai sebesar Rp265,2 miliar atau meningkat sebesar 53 persen YoY.

“Aksi korporasi berupa rights issue yang bertujuan untuk peningkatan investasi dan kepemilikan di sub-grup Kimia Alkindo juga akan berkontribusi positif terhadap pertumbuhan kinerjanya," kata dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Gerak Saham ALDO

Pengunjung melintas dekat layar monitor pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (2/1). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan saham 2019 menguat 10,4 poin atau 0,16% ke 6.204. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pada penutupan perdagangan Kamis, 17 Maret 2022, saham ALDO merosot 5,41 persen ke posisi Rp 1.050 per saham. Saham ALDO naik 30 poin ke posisi Rp 1.140 per saham.

Saham ALDO berada di level tertinggi Rp 1.140 dan terendah Rp 1.045 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.244 kali dengan volume perdagangan 106.052. Nilai transaksi Rp 11,4 miliar.

 

 

Reporter: Elizabeth Brahmana

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya