Liputan6.com, Jakarta- Petarung MMA asal Indonesia Eko Roni Saputra baru saja meraih kemenangan di ONE Championship. Eko membungkam petarung Kamboja Chan Rothana via kuncian leher atau rear-naked choke pada ronde pertama pekan lalu di ajang bertajuk ONE: Lights Out.
Seolah tak menemukan kesulitan berarti, "Dynamite" berhasil meledak dan tampil agresif sejak bel pertama berbunyi. Diawali pukulan kanan keras ke wajah Rothana, Eko berhasil menyusun rangkaian serangan pamungkas yang diakhiri oleh kuncian khas miliknya.
Advertisement
Kemenangan itu sekaligus membalaskan kekalahan dari dua kompatriotnya, Abro Fernandes dan Rudy Agustian, yang harus mengakui keunggulan sang rival dalam laga terdahulu. Nama Eko pun semakin diperhitungkan karena ia kini mencatatkan enam kemenangan beruntun di ONE.
Terlebih, ia masih memegang rekor kemenangan KO tercepat di divisi flyweight saat mengalahkan Liu Peng Shuai hanya dalam 10 detik.
Tak cepat merasa puas, Eko memanfaatkan momentum kemenangannya dengan menantang lawan di peringkat lima besar divisi flyweight. "Beri saya [petarung] lima besar," tegas Eko dalam sesi wawancara usai laga. Dan dua lawan impiannya di peringkat lima besar akan bertanding dalam ajang terbesar ONE Championship sepanjang sejarah.
Di ONE X, ajang perayaan satu dekade ONE Championship, akan ada laga perebutan sabuk juara dunia ONE flyweight antara Yuya Wakamatsu melawan sang penguasa divisi Adriano Moraes.
Prediksi
Pertarungan ini merupakan satu dari lima laga perebutan gelar yang akan tersaji dalam perhelatan seni bela diri terbesar di dunia tersebut. Terdapat laga kelas dunia lain yang akan menghiasi ONE X seperti perebutan sabuk juara dunia ONE women’s atomweight antara Angela Lee melawan Stamp Fairtex dan juga laga super MMA versus Muay Thai antara Demetrious Johnson melawan Rodtang Jitmuangnon.
Diwawancarai terpisah, Eko mengaku antusias menantikan laga ini dan berharap bisa menyaksikan aksi jual beli serangan terbaik dari para naga yang akan tampil. Terlebih, ia memberi perhatian khusus pada laga di divisinya dan berharap bisa menghadapi salah satu dari keduanya dalam waktu dekat.
Eko menyebut jika Adriano Moraes memiliki kemampuan yang cukup untuk bisa mempertahankan status juara. Eko percaya jika kemampuan BJJ sang pemilik sabuk dari Brasil ini bisa menahan gempuran Wakamatsu.
"Ini laga yang sangat seru. Moraes begitu baik di atas ground, dan dia memiliki kemampuan BJJ. Dia juga punya kemampuan striking yang bagus," ujar Eko.
Advertisement
Lewat Kuncian
Di sudut yang berbeda, Eko menilai jika Yuya Wakamatsu unggul dari segi pukulan yang bisa membuat lawan tertidur dalam sekejap. Saat ini, petarung Jepang tersebut tengah mengoleksi rekor 15-4 dengan raihan lima kemenangan beruntun dalam laga terakhirnya.
"Yuya di satu sisi memiliki kombinasi satu-dua pukulan yang baik, juga sangat lincah dan dinamis. Sementara Moraes lebih senang menekan dan menyerang dari jarak dekat," ujar pria kelahiran Samarinda ini.
"Tapi saya kira kemampuan BJJ Moraes akan jadi kunci penentu kemenangan di sini," sambungnya.
Dalam laga tingkat tinggi terutama yang mempertaruhkan gelar, Eko percaya jika teknik saja tidak cukup untuk memenangi pertandingan. Ada kekuatan mental serta faktor pengalaman dalam membaca permainan yang berperan vital.
Terlebih, Adriano Moraes memiliki jam terbang tinggi dalam dunia olahraga kombat. Petarung 32 tahun ini mengawali karier pada 2011 silam. Hingga kini, ia telah menjalani 22 laga dengan rekor 19-3. Dengan begitu, Eko memprediksi jika dewi fortuna akan berada di sisi Moraes saat duel akbar tersebut berlangsung.
"Saya memprediksi kalau Moraes tetap akan keluar sebagai juara dunia setelah laga ini. Moraes begitu sulit untuk dilengserkan, dan saya rasa hal itu pun tidak akan terjadi dalam laga ini," ujar Eko mengamati.
"Prediksi saya, Moraes akan menang lewat kuncian di ronde tiga," pungkasnya.