Curhat Seorang Perempuan Setelah Operasi Pengecilan Payudara: Ini Mengubah Hidup Saya

Ia mengaku sudah ditolak 10 kali untuk melakukan operasi pengecilan payudara sebelum akhirnya berhasil menjalaninya pada awal tahun ini.

oleh Asnida Riani diperbarui 18 Mar 2022, 04:45 WIB
Ilustrasi operasi payudara (Foto: Unsplash/Dainis Graveris)

Liputan6.com, Jakarta - Adalah Janel Nelson, perempuan 20 tahun yang mengaku hidupnya berubah setelah menjalani operasi pengecilan payudara. Mengutip New York Post, Kamis, 17 Maret 2022, payudaranya yang semula berukuran 28H membuat Nelson menderita migrain hebat dan ruam merah di bagian dada.

Prosedur itu akhirnya dijalani setelah sempat ditolak sampai 10 kali. Nelson menemukan dokter untuk melakukan operasi tersebut pada Januari 2022, dan ia mengaku sekarang jauh lebih bahagia dengan payudaranya yang berukuran 28C.

Namun, pekerja disabilitas itu mengklaim beberapa ahli bedah menolaknya selama empat tahun terakhir. Beberapa disebut mengatakan ia "terlalu muda" dan membutuhkan "hormonnya untuk naik level," katanya pada Jam Press.

"Alasan penolakan mereka selalu mengerikan," kata Nelson. "Seorang dokter bahkan bertanya, 'Apa yang akan dipikirkan calon suami Anda?'"

Nelson mengatakan payudaranya yang besar mulai menyebabkan banyak masalah kesehatan ketika ia berusia 16 tahun. "Bahu dan leher saya selalu sangat sakit karena tekanan tali bra," kata perempuan asal Kanada itu. "Bahu saya lama-kelamaan cenderung membungkuk untuk mendapatkan kelegaan."

Pada bulan-bulan musim panas, Nelson juga menderita ruam, karena ia "berkeringat banyak di bawah payudaranya." Namun, masalahnya yang paling parah adalah migrain yang "melemahkan," yang ia yakini disebabkan berat payudaranya.

"Saya merasa seolah-olah tubuh saya menyangkal untuk percaya diri dan membatasi apa yang saya bisa dan tidak bisa lakukan dalam hidup saya," kata Nelson.

Meski berulang kali ditolak melakukan operasi pengecilan payudara, Nelson tetap bertahan. Ia sekarang sudah menikah dan mengatakan bahwa suaminya, Chandler Nelson, yang mendorongnya untuk tidak menyerah.

Tahun lalu, seorang dokter akhirnya setuju melakukan prosedur tersebut. Ia pun menjalani operasi bedah payudara pada 5 Januari 2022. Lebih dari dua bulan berlalu, Nelson mengatakan ia senang dengan hasilnya.

"Ini telah mengubah hidup saya. Saya merasa seperti telah memperoleh tubuh yang sama sekali baru," ia mengaku. "Saya tidak lagi dibatasi dalam pilihan pakaian saya, dan saya dapat mengambil apapun dari rak (busana di toko), bahkan tanpa harus mencobanya, mengetahui bahwa itu akan cocok untuk saya.”

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Percaya Diri Meningkat

Ilustrasi payudara | unsplash.com

Nelson mengklaim kepercayaan dirinya meningkat secara eksponensial. Ia sekarang merasa seperti "dirinya yang atletis dan energik."

Meski pengurangan itu meninggalkannya dengan rasa sakit jangka pendek yang hebat, Nelson mengatakan, ia tidak akan mengubah apapun. Perempuan ini juga mendorong wanita lain dalam situasi serupa melakukan prosedur operasi.

"Bekas luka atau rasa sakit tidak akan pernah menahan saya melakukan operasi hanya untuk merasakan dan mengalami kelegaan yang saya miliki sekarang," kata Nelson. "Anda berhak merasa nyaman dengan tubuh Anda. Anda berhak merasa percaya diri dengan pakaian yang Anda kenakan. Anda berhak bahagia."


Payudara Besar Dikaitkan Keluhan Fisik

Ilustrasi payudara | unsplash.com

Melansir Web MD, payudara yang sangat besar telah dikaitkan dengan sejumlah keluhan fisik, termasuk sakit punggung, sakit leher, dan mati rasa pada jari-jari tangan. Mereka juga terlibat dalam keluhan sakit kepala migrain, yang diketahui menyebabkan sesak napas.

"Kadang-kadang seorang wanita dengan payudara yang sangat besar akan tahu secara naluriah bahwa beban ekstra di dadanya yang menyebabkan masalah, tapi sering kali tidak mengenali hubungannya dan terkadang itu dapat menyebabkan bertahun-tahun penderitaan yang tidak perlu," kata Bethannie Snodgrass, seorang ahli bedah plastik.

Hal ini, kata Snodgrass, dapat terjadi terutama bagi wanita yang belum pernah memasang bra profesional dan mungkin percaya bahwa payudara mereka lebih kecil dari ukuran sebenarnya.

"Ada wanita yang benar-benar meremas payudara mereka ke dalam cup D atau DD dan ketika diukur, mereka menemukan bahwa payudaranya berukuran F, bahkan G," kata Snodgrass. Ini sering kali jadi petunjuk pertama bahwa setidaknya beberapa masalah kesehatan mungkin terkait dengan ukuran payudara.


Tentang Operasi Pengecilan Payudara

Ilustrasi payudara. (dok. unsplash @aiony)

Sementara dokter tidak yakin hubungan antara ukuran payudara dan keluhan kesehatan, mereka tahu banyak masalah timbul dari perubahan struktur anatomi normal yang disebabkan kelebihan berat di dada.

"Seiring bertambahnya usia dan berat wanita, bahu mereka secara alami tertarik ke depan, yang pada gilirannya menempatkan kompresi di outlet toraks, area di mana tulang rusuk, tulang belikat, dan saraf masuk melalui segitiga yang agak sempit," kata Snodgrass.

"Semakin besar payudara Anda, semakin (tubuh) akan menarik ke depan, dan semakin banyak kompresi yang terjadi. Seiring waktu, hal itu akan menyebabkan ketidaknyamanan yang signifikan," ia menambahkan.

Sementara terapi fisik, perubahan ergonomis, bahkan obat pereda nyeri sering kali jadi garis pertahanan pertama wanita, dokter setuju bahwa satu-satunya cara pasti untuk meringankan gejala adalah dengan operasi pengecilan payudara.

Dalam studi yang diterbitkan dalam jurnal Plastic and Reconstructive Surgery, sekelompok dokter Swedia menulis bahwa wanita yang menjalani operasi pengecilan payudara melaporkan peningkatan kenyamanan tubuh secara signifikan.


Infografis Fenomena Operasi Plastik

Infografis Fenomena Operasi Plastik (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya